Gugus Tugas Surabaya Telusuri 22 Dokter Peserta PPDS Diduga Terpapar COVID-19

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan melakukan tracing eksternal setelah dapatkan data dari RS dr Soetomo.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2020, 18:27 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2020, 21:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melacak dan menelusuri setelah mendapatkan informasi dugaan ada 22 dokter residen peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) terpapar Corona COVID-19. Mereka sedang menjalani PPDS di Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. Soetomo, Surabaya.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, mendapat informasi itu pihaknya langsung mendatangi RSU dr Soetomo untuk berkoordinasi dan memastikan hal tersebut

"Kita dari Gugus Tugas selalu melakukan tracing. Tadi ke RS dr Soetomo untuk melakukan tracing eksternal," kata Feny sapaan lekat Febria Rachmanita, Sabtu (20/6/2020), seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id.

Feny menuturkan, dari keterangan pihak rumah sakit sudah melakukan tracing internal. Namun, untuk tracing eksternal pihak rumah sakit meminta bantuan kepada Pemkot Surabaya.

Meski begitu, Feny menyatakan, pihaknya masih menunggu data-data pendukung dari pihak manajemen rumah sakit untuk kebutuhan tracing eksternal.

"Kami akan melakukan tracing eksternal setelah mendapatkan data dari RS dr Soetomo. Datanya kita masih menunggu. Setelah pertemuan tadi, besok (kami) akan bersurat kalau misalnya datanya belum ada," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Dengan Tracing untuk Putus Penularan COVID-19

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menilai, jika tracing eksternal tidak segera dilakukan, kondisi ini dapat berbahaya bagi masyarakat. Sebab, mereka yang diduga terpapar Covid-19 ini sebelumnya tidak diketahui bertemu dengan siapa saja dan dari mana saja.

"Karena kalau tidak dapat data, tidak melakukan tracing, maka di masyarakat itulah nanti yang berbahaya. Karena kalau kita tracing, harus diputus mata rantai Covid-19 dan harus ada tindak lanjut dari orang terdekat, kontak erat," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya