Pemkot Surabaya Lakukan Dua Kali Swab Pastikan Pasien Sembuh COVID-19

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sedang menyiapkan pola-pola agar pasien Covid-19 yang menjalani satu kali swab negatif itu tidak kembali positif.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2020, 19:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) hadiri pertunjukan kesenian bertajuk “Sawunggaling Anak Dunia”. (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Untuk memastikan pasien COVID-19 benar-benar sembuh sebelum dipulangkan dari isolasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan dua kali tes swab dengan hasil negatif.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak risiko yang ditimbulkan jika pasien COVID-19 itu hanya dilakukan satu kali pemeriksaan swab.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengatakan, sebetulnya kalau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya melakukan satu kali swab pada pasien yang sebelumnya dinyatakan konfirmasi COVID-19 dengan hasil negatif, saat ini sudah banyak sekali yang sembuh.

Namun, ia khawatir jika pasien yang sebelumnya konfirmasi dilakukan sekali swab dengan hasil negatif itu kemudian bisa saja kembali positif.

"Menurut saya itu risiko sekali, karena kita punya pengalaman yang sudah-sudah pasien Covid-19 swab sekali hasilnya negatif itu kemudian jadi positif,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Rabu, 24 Juni 2020, dikutip dari laman Surabaya.go.id.

Meski begitu, Risma menyatakan, sedang menyiapkan pola dan berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) agar pasien Covid-19 bisa dilakukan satu kali swab sebelum dipulangkan dari isolasi. Di samping ia juga harus memikirkan bagaimana menghindari dampak risiko yang ditimbulkan.

"Nanti yang (pasien Covid-19) satu kali negatif swab kita kumpulin kita pisah. Mungkin kalau di Hotel Asrama Haji kita bisa pakai pola-pola itu, mungkin satu kali (swab) begitu bisa,” kata dia.

Bahkan, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan, sekitar 190 pasien COVID-19 yang menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji, hasil pemeriksaan swab pertama telah dinyatakan negatif. Namun, ia mengaku khawatir jika pasien tersebut hanya dilakukan sekali swab sebelum dipulangkan dari isolasi.

"Kalau cuma satu kali (swab) sudah banyak kita yang sembuh. Cuma aku ndak berani, aku masih diskusi, katanya juknisnya dalam proses,” ungkap dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Siapkan Pola

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Asrama haji di Surabaya (Foto: Dok Satpol PP Surabaya/Dian Kurniawan)

Sebab, Presiden UCLG Aspac ini pun berkaca dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Saat itu, ada pasien yang dinyatakan konfirmasi COVID-19 berdasarkan hasil swab yang kemudian menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji.

Nah, setelah menjalani isolasi di Hotel Asrama Haji, hasil swab kedua pasien itu dinyatakan negatif, tetapi swab selanjutnya dia positif.

"Karena kita tidak tahu, memang ada yang swab negatif, tapi ada juga yang kembali positif," ujar dia.

Untuk itu, ia mengaku sedang menyiapkan pola-pola agar pasien Covid-19 yang menjalani satu kali swab negatif itu tidak kembali positif. Salah satunya yakni dengan memisahkan pasien isolasi di Hotel Asrama Haji yang sudah dinyatakan negatif satu kali hasil swab dengan positif.

"Jadi nanti yang sudah negatif kita kumpulkan dengan yang sudah negatif. Tapi ya kalau mau tak keluarin (pulangkan) risikonya terlalu tinggi. Tapi kan ada saatnya nanti keluar orang itu (negatif) jadi confirm. Tapi jangan sampai swabnya itu lebih dari 14 hari," kata dia.

Akan tetapi, ia menyatakan, sebelum 14 hari menjalani masa isolasi, pasien tersebut harus dilakukan swab. Tujuannya, agar pasien yang telah dilakukan dua kali swab itu bisa segera pulang pada hari ke-15.

"Jadi sebelum 14 hari kita harus lakukan swab. Supaya nanti kalau dia pas hari ke 15 itu bisa pulang. Jadi waktunya yang tak pakai tetap 15 hari," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya