Penjelasan Dirut RSUD Dr Soetomo Terkait Menolak Bantuan APD Pemkot Surabaya

Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Joni Wahyuhadi angkat bicara terkait penolakan APD dari Pemkot Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 30 Jun 2020, 10:23 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2020, 17:41 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya, Joni Wahyuhadi buka suara menjawab pernyataan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) yang mengaku bantuannya berupa Alat Pelindung Diri (APD) sering ditolak.

Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur ini mengungkapkan, penolakan itu lantaran stok APD di RSUD Dr Soetomo Surabaya masih cukup untuk digunakan oleh para tenaga kesehatan.

"Kami bukan tidak mau, tapi masih banyak rumah sakit lain yang membutuhkan. Kami masih ada cukup banyak," ujar Joni, Senin (29/6/2020).

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) kembali melakukan aksi spontan menangis sambil bersujud di Balai Kota Surabaya, Senin, 29 Juni 2020.

Aksi yang menyita perhatian banyak orang tersebut terjadi pada saat acara audiensi dengan para dokter  yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dan Jawa Timur. 

Dalam audiensi tersebut Risma mendengarkan berbagai keluhan dari para dokter dan para pimpinan rumah sakit rujukan di Surabaya, terkait penanganan kesehatan COVID-19. 

Risma tiba-tia menuju kursi yang diduduki oleh para dokter dan kemudian memegang salah satu kaki dokter sambil bersujud dan menyampaikan kata maaf. 

Peristiwa ini terjadi setelah seorang dokter ahli paru senior dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Sudarsono menceritakan, penuhnya rumah sakit-rumah sakit karena COVID-19. "Saya mohon maaf pak, mohon maaf," kata Risma dengan suara lirih. 

Risma menyampaikan, selama ini pihaknya kesulitan untuk berkooordinaai dengan RSUD Dr. Soetomo bahkan untuk sekedar komunikasi. Sembari bersujud, Risma menjelaskan sudah menyediakan 200 tempat tidur di RS Husada Utama jika RS Dr Soetomo penuh.

"Kenapa saya selalu disalahkan, padahal bantuan saya ditolak," kata Risma sembari menangis.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Perkembangan Pasien Corona COVID-19 di Jawa Timur pada 28 Juni 2020

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Rabu (6/5/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, kasus persebaran Corona COVID-19 di Jawa Timur (Jatim) masih didominasi oleh Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik).Dari data dinas Kominfo Jatim, ada penambahan 241 pasien positif baru Corona COVID-19 sehingga totalnya menjadi 11.482 orang, Minggu, 28 Juni 2020.

241 pasien positif Corona COVID-19 tersebut, masing-masing satu orang berasal dari Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban dan Kota Pasuruan.

Masing-masing dua orang berasal dari Kabupaten Jombang, Kabupaten Malang dan Kota Malang. Selanjutnya, masing-masing tiga orang berasal dari Kabupaten Kediri, Kabupaten Probolinggo serta Kabupaten Tulungagung.

Masing-masing lima orang berasal dari Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Sampang. Kemudian, Kabupaten Bojonegoro enam orang, Kabupaten Mojokerto tujuh orang. Masing-masing delapan pasien baru Corona COVID-19 berasal dari Kabupaten Magetan dan Kota Mojokerto.

Kemudian, Kabupaten Bangkalan sembilan orang. Kemudian terakhir adalah di tiga daerah di Surabaya Raya yaitu Kabupaten Gresik 23 orang, Kabupaten Sidoarjo 53 orang dan yang paling terbanyak adalah di Kota Pahlawan sebesar 96 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya