Kemenperin Minta Sosialisasi Cinta Produk Buatan Lokal Secara Masif

Saat pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada industri alas kaki saja, melainkan seluruh lapisan industri yang ada sehingga perlu strategi dan sosialisasi yang masif.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Agu 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2020, 13:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Industri alas kaki di Sidoarjo, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Gati Wibawaningsih menyampaikan, perlu ada strategi dan sosialisasi yang masif dalam mengembangkan perekonomian industri. 

Dia menuturkan, saat pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada industri alas kaki saja, melainkan seluruh lapisan industri yang ada.

"Sosialisasi cinta buatan lokal harus dimasifkan. Sebagaimana Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang baru-baru ini telah didengungkan," ujar Gati, ditulis Rabu (5/8/2020). 

Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang bertempat di kawasan Komplek Pasar Wisata, Desa Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo meluncurkan Indonesia Footwear Network (IFN) atau jaringan industri alas kaki Indonesia, Selasa 4 Agustus 2020.

Pemanfaatan sosial media dan teknologi informasi akan menjadi motor utama IFN sebagai sebuah gerakan komunitas industri alas kaki.

BPPI sebagai fasilitator industri alas kaki nasional merasa perlu menguatkan kembali berbagai komunitas di industri alas kaki dari hulu hingga hilir.

Sebagai salah satu manufaktur alas kaki terbesar global, Indonesia merasa perlu mengambil inisiatif mengambil peran untuk mengintegrasikan informasi produsen, supplier, sumber material, merek lokal dan organisasi yang bergerak di sektor industri alas kaki

"Dengan IFN diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan bagi potensial market baik domestik dan global," ujar dia. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kemenperin Optimistis Industri Alas Kaki Sidoarjo Mampu Bersaing Global

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Industri alas kaki di Sidoarjo, Jawa Timur (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kementerian Perindustrian yang bertempat di kawasan Komplek Pasar Wisata, Desa Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo meluncurkan Indonesia Footwear Network (IFN) atau jaringan industri alas kaki Indonesia, Selasa 4 Agustus 2020.

"Keberadaan IFN ini dirasa mampu membangkitkan kembali geliat ekonomi, sekaligus merespons perubahan tatanan industri alas kaki ditengah pandemi COVID-19 ini," ujar Kepala BPIPI, Heru Budi Susanto, ditulis Rabu, 5 Agustus 2020.

IFN merupakan platform komunikasi baru bagi industri yang memberikan informasi relevan bagi potensial market domestik maupun global. Nantinya, lanjut Heru, IFN akan didorong melengkapi dan mengumpulkan informasi industri yang selama ini ada di masing-masing komunitas.

"Kinerja nasional ekspor industri alas kaki pada 2020 ini naik 15 persen di triwulan pertama, jika dibandingkan tahun lalu. Apalagi, sebagai negara eksportir ke tiga terbesar dunia selama 2019 dan produksi terbesar ke empat dunia pada tahun yang sama," ujar dia

Angka tersebut menunjukkan industri alas kaki masih mampu bergeliat di tengah pandemi COVID-19. Ekspor banyak didominasi oleh produk-produk dan merek ternama. Hanya saja secara global produksi alas kaki nasional turun pada masa pandemi COVID-19.

"Kurang lebih 70 persen. Hal itu disebabkan daya beli yang melemah dan keterbatasan bahan baku. Sehingga kesulitan mengelola cashflow yang berakibat pada merumahkan sebagian karyawan dan penutupan usaha," terangnya.

Kondisi seperti ini, lanjutnya bukanlah krisis pertama bagi industri. Krisis ekonomi pernah terjadi pada 1998. Namun, IKM yang justru menjadi penyelamat ekonomi indonesia. "Bagaimanapun kondisi saat ini, harus kita hadapi bersama sehingga melahirkan peluang untuk terus bertahan dengan strategi yang dimiliki," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya