Liputan6.com, Jakarta - Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah menyampaikan data peringkat 40 besar kabupaten/kota di Indonesia jumlah kumulatif kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia.
Dewi menuturkan, dari 40 kabupaten/kota dengan jumlah kumulatif kasus tertinggi disumbangkan dari 28 kota atau 70 persen dan 12 kabupaten atau 30 persen.
Dari 20 besar kabupaten/kota, tiga kota/kabupaten di Jawa Timur sumbang jumlah kumulatif kasus tertinggi yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik. Hal itu berdasarkan data yang dihimpun per 23 Agustus 2020.
Advertisement
Berdasarkan peringkat 40 besar itu antara lain Surabaya di peringkat pertama, Sidoarjo peringkat sembilan dan Gresik di peringkat 12. Akan tetapi, tidak disebutkan jumlah kasus secara rinci.
"Ini juga menarik dari peringkat 9 dan 12 ada Sidoarjo dan Gresik. Ini evaluasi kenapa kasus tinggi kalahkan perkotaan. Evaluasi apa yang harus dibenahi baik di perkotaan dan kabupaten," ujar Dewi, saat diskusi COVID-19 dalam angka, Rabu, (26/8/2020).
Baca Juga
Untuk kasus kematian karena COVID-19, Dewi mengatakan, dari 40 besar kabupaten/kota di Indonesia dengan jumlah kumulatif kematian penduduk tertinggi disumbangkan dari 22 kota atau 55 persen dan 18 kabupaten atau 45 persen.
"Dari 10 besar ada dua kabupaten yang masuk (kasus kematian tertinggi karena COVID-19, red), dan ada enam kabupaten masuk top 20," ujar dia.
Adapun enam kabupaten dengan jumlah kumulatif kematian penduduk tertinggi di level nasional antara lain Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Demak, Blitar, Pasuruan, dan Bangkalan. Sedangkan dari kota antara lain Kota Surabaya, Semarang, Jakarta Pusat, Makassar, dan Jakarta Timur.
Sementara itu, kalau dilihat keseluruhan, Dewi menuturkan, perkotaan menyumbang kasus positif COVID-19 mencapai 64,38 persen dan kabupaten sebanyak 35,17 persen dari 98 kota dan 416 kabupaten.
Untuk angka kesembuhan tercatat di kota mencapai 68 persen dan di kabupaten mencapai 72 persen. Di perkotaan ada 27 persen untuk kasus aktif, sedangkan di kabupaten tercatat 23 persen.
"Untuk jumlah meninggal kita melihat tren di kabupaten lebih rendah yaitu 4,4 persen, dan perkotaan 4,5 persen. Kabupaten angka lebih baik dengan kematian dan kasus aktif lebih sedikit, tingkat kesembuhan lebih tinggi,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jumlah Penduduk dan Aktivitas Turut Pengaruhi
Dewi menuturkan, jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat perkotaan turut mempengaruhi tingginya kasus positif COVID-19. Oleh karena itu, ia menuturkan harus memahami karakteristik kerentanan berbeda dari beberapa daerah di Indonesia.
"Kabupaten proporsi penduduk orangtua lebih banyak ini harus kita lindungi jangan sampai penularan tinggi sehingga akibatkan kefatalan di sana,” ujar dia.
Selain itu, ia menuturkan, respons pemerintah daerah dan masyarakat harus paham jika kebutuhan fasilitas kesehatan perlu ditingkatkan. Ini melihat dari jumlah tempat tidur, sumber daya manusia (SDM) kesehatan.
"Perkotaan jauh lebih padat, jauh lebih banyak aktivitas orangnya. Bertanggung jawab saat keluar rumah kita tengah memutuskan harus ada risiko yang dihadapi bukan hanya diri sendiri tetapi juga orang di rumah,” kata dia.
Advertisement