Dinkes Jatim: Polio Masih Mengancam di Tengah Pandemi COVID-19

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana menargetkan imunisasi polio adalah 79,17 persen.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Nov 2020, 17:03 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2020, 17:00 WIB
Imunisasi Polio
Imunisasi massif pernah dilakukan Pemerintah pada 1995, yakni melalui program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang bertujuan mengeradikasi virus polio.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Herlin Ferliana mengungkapkan, pihaknya tetap menggalakkan program pencegahan penyakit polio seperti imunisasi polio, surveilans Acut Flaccid Paralysis (AFP) dan pemeriksaan laboratorium polio di tengah pandemi COVID-19. 

Herlin menargetkan imunisasi polio dan vaksinasi 2020 adalah 79,17 persen. Dari target tersebut, data 31 Oktober 2020 mencatat imunisasi polio jenis OPV1 pada usia anak 0 hingga 1 bulan mencapai 82,54 persen. 

"Program ini sangat penting, sebab polio masih mengancam," ujar dia, Rabu (18/11/2020).

Herlin menjelaskan, cakupan imunisasi polio jenia OPV2 untuk anak usia dua bulan mencapai 82,17 persen, lalu OPV3 untuk anak usia tiga bulan mencapai 81,16 persen dan OPV4 anak usia empat bulan mencapai 79,79 persen. Terakhir pada cakupan IPV yang dilakukan bersamaan dengan OPV4 mencapai 30,33 persen. 

 "Artinya meskipun dalam keadaan kami masih tetap prioritaskan polio pada anak,” ujar Herlin. 

Herlin juga mengingatkan akan bahayanya polio. Virus yang satu ini mempunyai tiga strain mutasi yakni polio tipe 1, 2 dan 3. Sementara alasan dilakukan imunisasi pada anak usia balita, sebab virus polio rerata menyerang seseorang yang berusia di bawah 15 tahun.

"Gejalanya adalah demam lebih dari 38 derajat celcius, batuk, pilek, myalgia dan selanjutnya dalam 14 hari. Berikutnya terjadi kelumpuhan yang bersifat layuh (lunglai). Masa inkubasi poliomeylitis antara tiga hari sampai dengan enam hari," ujar mantan Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, Surabaya ini. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saling Edukasi

Organ tubuh yang paling rentan diserang virus ini adalah alat gerak, yaitu tangan dan  kaki. Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian akibat polio memang sangat rendah, sebesar 2-5 persen. Namun, dampak kecacatannya yang hebat adalah kelumpuhan yang bersifat permanen. 

Herlin berharap, semua pihak saling mengedukasi pentingnya imunisasi polio bagi anak. Tak hanya pada cakupan OPV1 saja tapi harus lengkap hingga IPV. 

Meski kasus polio sudah jarang ditemui di Jatim, tapi ancaman itu masih ada. Pada 2005, ada sebanyak 45 kasus polio di Madura bersamaan KLB nasional dengan total kasus 302 kasus. 

"Maka segera melaporkan ke puskesmas apabila menemukan keluarga atau tetangga anak usia kurang dari 15 tahun yang secara mendadak lumpuh, agar puskesmas menindak-lanjutinya dengan verifikasi ke lapangan," ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya