Khofifah Matangkan Penerapan Sekolah Tatap Muka di Jawa Timur

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan, sekolah tatap muka harus terus dievaluasi agar sekolah tatap muka bisa berjalan efektif, tanpa melanggar protokol kesehatan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Nov 2020, 09:10 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2020, 19:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Senin (27/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya masih mematangkan terkait pelaksanaan sekolah tatap muka yang oleh pemerintah pusat diagendakan dimulai awal 2021. 

Khofifah mengungkapkan, ada sebanyak 1.080 sekolah di Jatim, yang melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka. Namun menurut dia, harus terus dievaluasi agar sekolah tatap muka bisa berjalan efektif, tanpa melanggar protokol kesehatan.

"Mendikbud memberikan gambaran kira-kira awal 2021 sudah akan dimuai (pembelajaran tatap muka). Tahapan-tahapan itu sekarang sedang difinalisasi," ujar dia, Senin (23/11/2020). 

Khofifah mengingatkan sekolah dan stakeholder terkait harus sudah melakukan persiapan menyambut pembelajaran tatap muka tersebut.

Seperti rutin melakukan penyemprotan disinfektan, penataan kursi untuk pengaturan jaga jarak, hingga melakukan akselerasi. Akselerasi yang dimaksud adalah memanfaatkan fasilitas di sekitar sekolah untuk menunjang dilangsungkannya sekolah tatap muka.

"Akselerasi itu misalnya oh ada aula, maka aula itu bisa digunakan kelas belajar untuk sementara karena yang satu kelas yang biasanya 36 misalnya ya tetap harus diatur kembali dengan jarak yang aman antara satu siswa dengan siswa lain," kata Khofifah.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kombinasikan Pembelajaran Tatap Muka dan Online

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Rabu (29/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Khofifah mengingatkan, meskipun pembelajaran tatap muka dimulai Januari 2021, bukan berarti pembelajaran yang digelar dilangsungkan secara normal.

Akan tetapi, harus dikombinasikan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring (hybrid meeting). Sampai kemudian seluruh sistem yang dilakukan dalam pemenuhan kurikulum proses belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan lebih menyeluruh.

"Jadi kalau awal 2021 masih dilihat kelas ini kapasitas physical distancing minimal satu meter itu berapa siswa? Lalu berapa jam pelajaran? sementara mereka masuk tanpa istirahat, sementara mereka bawa makanan dari rumah. Ini harus dihitung kembali. Sehingga Januari itu kita punya masterplan pembelajaran secara lebih komprehensif," kata Khofifah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya