Liputan6.com, Jakarta - Memasuki 2021, pandemi COVID-19 masih terjadi. Di Surabaya, Jawa Timur juga masih tercatat tambahan kasus positif Corona COVID-19.
Pada 31 Desember 2020, Surabaya catat tambahan pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 42 orang menjadi 18.164. Sementara itu, pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah 38 orang menjadi 16.769. Pasien meninggal karena COVID-19 tambah satu orang menjadi 1.248 orang. Pasien konfirmasi dalam perawatan mencapai 147 orang.
Untuk menekan kasus COVID-19 lantaran libur tahun baru, Pemerintah Kota Surabaya pun telah mengeluarkan sejumlah langkah seperti melarang penjualan terompet, penerapan jam malam hingga pukul 20.00 WIB, memperketat perbatasan dan tim swab hunter COVID-19.
Advertisement
Baca Juga
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyanto menuturkan, tingkat kepatuhgan warga Surabaya luar biasa dalam penerapan jam malam saat malam tahun baru.
“Alhamdulilah, tingkat kepatuhan warga Surabaya luar biasa. Semua sepakat merayakan di rumah masing-masing,” ujar Irvan saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, (1/1/2021).
Ia menambahkan, pelaku usaha juga semua komitmen tutup pada pukul 20.00 WIB pada 31 Desember 2020. Irvan menuturkan, jam malam masih diberlakukan pada 1 Januari 2021. “Hari ini sesuai perwali pukul 22.00 WIB,” kata dia.
Pemerintah Kota Surabaya berupaya mengantisipasi penyebaran COVID-19 sejak awal 2020. Bahkan Tri Rismaharini yang masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya sudah mengeluarkan surat edaran Nomor 443/753/436.7.2/2020 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Pneumonia Wuhan saat itu pada 20 Januari 2020.
Meski demikian, penyebaran COVID-19 di Surabaya sempat menjadi perhatian. Hal ini mengingat Surabaya mencatat kasus terkonfirmasi positif cukup tinggi di Jawa Timur. Berdasarkan data dinas Kesehatan Surabaya, kasus COVID-19 bulanan tertinggi di Surabaya pernah mencapai 3.447 pada Agustus 2020.
Sejumlah langkah pun dilakukan oleh berbagai pihak untuk menekan kasus COVID-19. Salah satunya dengan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya yaitu Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
PSBB di Surabaya Raya berlangsung selama tiga tahap. Pada tahap pertama, PSBB berlangsung selama 14 hari pada 28 April 2020-11 Mei 2020. PSBB tersebut diterapkan untuk menekan penyebaran COVID-19.
Adapun Liputan6.com pun merangkum kilas balik perjalanan COVID-19 di Surabaya yang dikutip dari berbagai sumber, ditulis Jumat, (1/1/2021):
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Januari
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengeluarkan surat edaran nomor 443/753/436.7.2/2020 untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang menyebabkan pneumonia.
Dalam surat edaran tersebut menyebutkan agar masyarakat tetap waspada seiring mobilitas penduduk dari Surabaya ke Tiongkok dan Singapura maupun sebaliknya sangat tinggi. Selain itu, warga yang pernah melakukan perjalanan ke Tiongkok dan Singapura, apabila menunjukkan gejala demam, batuk dan sukar bernafas segera dilaporkan ke puskesmas. Warga juga diimbau menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari.
Advertisement
Februari
Tak hanya Pemkot Surabaya saja yang mengantisipasi penyebaran COVID-19. Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) juga terus meningkatkan antisipasi terhadap penyebaran virus corona baru (Sars-CoV-2) yang sebabkan COVID-19.
Salah satunya menerbitkan surat edaran Kepala Barantan Nomor B-1186/KR.120/K.2/01/2020 tanggal 24 Januari 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan Pemasukan Media Pembawa Corona Virus.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi mengatakan Virus Corona adalah kelompok virus yang umum pada beberapa spesies hewan, di antaranya satwa liar, unta, ternak, kucing, dan kelelawar, Kamis 6 Februari 2020.
"Virus Corona pada hewan dapat menginfeksi manusia dan kemudian dapat menyebar di antara manusia seperti penyakit MERS dan SARS. Sampai saat ini 28 negara dilaporkan telah terinfeksi virus tersebut," ujar dia, dilansir dari Antara.
Ia menuturkan, merujuk pada surat edaran Barantan, Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya melakukan beberapa langkah antisipasi seperti meningkatkan kewaspadaan penyebaran Virus Corona dengan melakukan pengawasan dan tindakan karantina terhadap lalu lintas media pembawa yang berisiko tinggi sebagai penular, berupa anjing, kucing, rodensia, kelelawar, dan unggas.
"Tindakan karantina perlakuan berupa disinfeksi terhadap hewan dan peralatan yang menyertainya seperti kandang dengan menggunakan bahan aktif seperti eter alkohol 75 persen, klorin, asam peroksiasetat, dan kloroform," katanya.
Maret
Pemerintah Kota Surabaya pun menerapkan sejumlah langkah untuk antisipasi penularan COVID-19. Langkah tersebut antara lain meniadakan car free day atau kegiatan hari bebas kendaraan bermotor yang digelar setiap minggu.
Hal ini untuk menghindari dan meminimalkan daerah dengan kerumunan massa. Peniadaan sementara CFD ini dilakukan di semua titik di Surabaya antara lain Jalan Raya Darmo (Taman Bungkul), Jalan Tunjungan, Jalan Jemur Andayani, Jalan Kembang Jepun dan Jalan Raya Kupang Indah.
“Ini merupakan bagian dari upaya menjaga kesehatan dan keamanan masyarakat,” tutur Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya, Ikhsan.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyediakan sejumlah pengukur suhu tubuh yang disediakan di sejumlah fasilitas publik. Pengukur suhu tubuh itu disediakan di Mal Pelayanan Publik Siola, Balai Kota Surabaya, Kantor Pemerintah Kota Surabaya di Jalan Jimerto, terminal angkutan umum dan Bus Suroboyo.
Tak hanya itu, Pemkot Surabaya memasang 39 wastafel portabel di 19 titik fasilitas umum. Pemasangan wastafel ini untuk memudahkan warga mencuci tangan sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
Lokasi pemasangan wastafel itu antara lain di perkantoran, mal pelayanan publik Siola, sekolah, masjid, pasar burung, kolam renang di Jambangan, dan beberapa fasilitas umum lainnya.
Dinas Pendidikan Surabaya pun mengeluarkan surat edaran yang mengimbau para pelajar untuk belajar dari rumah pada 6 Maret 2020.
Adapun kasus COVID-19 pertama di Surabaya diidentifikasi pada 17 Maret 2020. Mengutip data infocovid19.jatimprov.go.id, pada 20 Maret 2020, kasus konfirmasi positif COVID-19 di Surabaya mencapai 12 orang. Pasien pertama sembuh dari COVID-19 di Surabaya terjadi pada 28 Maret 2020.
Hingga 31 Maret 2020, kasus konfirmasi positif COVID-19 di Surabaya mencapai 41 orang. Pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 13 orang dan meninggal dua orang. Surabaya pun masuk zona merah COVID-19.
Advertisement
April
Jumlah kasus konfirmasi positif COVID-19 di Surabaya mencapai 438 orang hingga 30 April 2020. Pasien sembuh mencapai 81 orang dan meninggal 57 orang.
Pada 28 April 2020, Surabaya Raya terdiri dari Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap pertama yang berlangsung selama 14 hari. PSBB tersebut berakhir hingga 11 Mei 2020 pada tahap pertama.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) pun menandatangani Peraturan Wali (Perwali) tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya.
Perwali yang mengikuti Peraturan Gubernur (Pergub) itu bernomor 16 tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Di Kota Surabaya.
Dalam surat edaran itu tercantum detail protap-protap dan protokol-protokol yang harus dilakukan di masing-masing unit untuk mencegah dan menangani COVID-19.
Di Surabaya, salah satu klaster menyita perhatian yaitu klaster pelatihan petugas haji Indonesia di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 8-19 Maret 2020.
Pelatihan petugas haji itu diikuti oleh 413 peserta dari berbagai daerah. Sebagaimana termuat di dalam peta sebaran yang disusun Tim Tracing Gugus Tugas Jatim, klaster itu telah menyebabkan 20 peserta pelatihan petugas haji di Asrama Haji Surabaya terinfeksi Corona Covid-19.
Klaster pelatihan petugas haji Indonesia di Asrama Haji Sukolilo ini termasuk lima klaster di Surabaya yang dilacak tim tracing gugus tugas COVID-19. Selain pelatihan petugas haji di Asrama Haji Surabaya, ada klaster Pusat Grosir Surabaya (PGS) yang termasuk lima klaster di Surabaya.
Hal itu disampaikan Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso saat konferensi pers pada 7 April 2020.
Selain itu, klaster salah satu pabrik rokok di Surabaya juga menyedot perhatian. Bahkan Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pernah saling klaim dan bantah mengenai penanganan COVID-19 di pabrik rokok di Surabaya tersebut.
Mei
Surabaya menerapkan PSBB tahap II pada 12 Mei 2020. Pada PSBB tahap II di Surabaya, pengetatan wilayah diberlakukan selama 24 jam dan tidak lagi diberlakukan jam malam. Hal yang menjadi perhatian pada PSBB tahap II antara lain fasilitas umum, check point, tempat kerja, pasar dan tempat kerumunan massa lainnya.
PSBB di Surabaya Raya pun berlanjut hingga tahap III. PSBB tahap III berlaku mulai 26 Mei 2020.
Hingga 31 Mei 2020, total kasus konfirmasi positif COVID-19 di Surabaya mencapai 2.608 orang. Pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 223 orang meninggal 243 orang.
Advertisement
Juni
Di Surabaya diluncurkan Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo pada 11 Juni 2020. Hal ini untuk komitmen bersama menerapkan protokol kesehatan pada level komunal.
Hingga 30 Juni 2020, kasus konfirmasi positif COVID-19 mencapai 5.815 orang. Pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 2.425 dan pasien meninggal karena COVID-19 mencapai 454 orang di Surabaya.
Juli
Wali Kota Surabaya Risma pun terjun langsung sosialisasi protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Ia sosialisasi protokol kesehatan dengan motor listrik pada 5 Juli 2020.
Pada 6 Juli 2020, angka kesembuhan COVID-19 melampaui jumlah pasien yang dirawat. Saat itu, pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 3.006 orang. Sedangkan kasus aktif COVID-19 mencapai 2.986. Total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Surabaya mencapai 6.517. Pasien meninggal karena COVID-19 mencapai 525 orang.
Hingga 31 Juli 2020, total kasus konfirmasi positif COVID-19 mencapai 8.691 orang. Pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 5.244 orang. Di satu sisi, pasien meninggal karena COVID-19 mencapai 771 orang. Kasus aktif COVID-19 mencapai 2.676 orang.
Advertisement
Agustus
Dinas Kesehatan Surabaya mencatat kasus bulanan tertinggi dengan angka kesembuhan mencapai 4.409 pada Agustus 2020. Sedangkan kasus konfirmasi positif COVID-19 mencapai 3.447 orang.
Pada Agustus 2020, Surabaya masuk zona oranye COVID-19 atau tingkat risiko sedang penyebaran COVID-19.
Hingga 31 Agustus 2020, total kasus konfirmasi positif COVID-19 di Surabaya mencapai 12.138. Kasus aktif COVID-19 mencapai 1.554 orang, pasien sembuh dari Corona COVID-19 mencapai 9.653 orang dan meningga mencapai 931 orang.
September
Pemkot Surabaya resmikan laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Kota Surabaya yang terletak di Jalan Gayungsari Nomor 124, Surabaya, Jawa Timur. Labkesda ini sebagai tempat tes usap COVID-19 secara gratis bagi warga Surabaya.
Wali Kota Surabaya Risma menuturkan, laboratorium ini akan menjadi tempat tes usap gratis bagi warga Surabaya. Oleh karena itu, ia berharap warga Surabaya yang sering bolak-balik ke luar kota dan datangnya ke Surabaya malam-malam, maka diharapkan bisa mampir ke laboratorium tersebut sebelum pulang ke rumahnya masing-masing.
“Seperti para sopir atau pengusaha yang sering ke luar kota dan mungkin datangnya malam-malam, saya harap sebelum masuk rumah tes dulu di sini. Karena ini buka 24 jam nonstop, supaya kalau masuk ke rumahnya sudah dalam kondisi aman, kasihan keluarganya nanti kalau tertular, apalagi ini tesnya gratis untuk warga Kota Surabaya,” kata dia.
Namun, bagi warga luar Surabaya atau bukan KTP Surabaya, maka juga bisa tes swab di laboratorium tersebut, namun dikenakan biaya sebesar Rp 120 ribu. Pengenaan denda ini sesuai Perda untuk biaya pemeriksaan.
Hingga September 2020, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Surabaya mencapai 14.328 orang. Kasus aktif COVID-19 sebanyak 533 orang. Pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 12.731 orang dan meninggal mencapai 1.064 orang.
Advertisement
Oktober
Pasien dirawat karena COVID-19 cenderung menurun pada Oktober 2020. Berdasarkan data 31 Oktober 2020, kasus aktif COVID-19 di Surabaya sebanyak 103 orang. Angka ini cenderung turun dibandingkan akhir September 2020 sebanyak 533 orang.
Meski demikian, angka kasus meninggal karena COVID-19 termasuk tinggi di Surabaya. Pasien meninggal karena COVID-19 mencapai 1.164 orang.
Total kasus konfirmasi positif COVID-19 mencapai 15.889 orang. Pasien sembuh dari COVID-19 mencapai 14.622 orang.
Dinas Kesehatan Surabaya juga mencatat, ada 95 kelurahan yang bebas kasus COVID-19 di Surabaya pada 31 Oktober 2020.
November
Hingga 30 November 2020, total kasus konfirmasi positif COVID-19 mencapai 16.898 orang. Pasien sembuh dari Corona COVID-19 mencapai 15.613 orang. Kasus aktif COVID-19 mencapai 76 orang. Akan tetapi, pasien meninggal karena COVID-19 mencapai 1.209 orang.
Advertisement
Desember
Pada 31 Desember 2020, kasus aktif COVID-19 di Surabaya meningkat menjadi 147 orang. Sementara itu, total kasus konfirmasi COVID-19 di Surabaya mencapai 18.164 orang. Pasien sembuh dari Corona COVID-19 mencapai 16.769 orang dan pasien meninggal karena COVID-19 tembus 1.248 orang.
Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 mencatat 72 kabupaten dan kota di Indonesia yang berada di zona oranye atau tingkat risiko penyebaran COVID-19 sedang selama tiga bulan berturut-turut. Dari 72 kabupaten dan kota itu, tiga daerah di Jawa Timur.
Surabaya pun termasuk salah satu wilayah di Jawa Timur yang mencatat zona oranye atau tingkat risiko sedang penyebaran COVID-19 selama tiga bulan berturut-turut. Selain itu, ada Blitar dan Sidoarjo.