Khofifah: Regulator Kunci Penting Masalah Beras

Menurutnya, operator maupun regulator dipandang penting untuk pemenuhan solusi serta mengatasi permasalahan yang kerap muncul.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2021, 13:34 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2021, 13:34 WIB
Gubernur Jatim  Khofifah Indar Parawansa. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Ahmad Adirin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, keberadaan operator dan regulator dari perberasan di Indonesia penting untuk memberikan perlindungan kepada petani dan produk petani.

"Terutama dalam hal ini adalah gabah dan beras," kata Khofifah di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (4/4/2021).

Khofifah menambahkan, Jawa Timur persoalan pangan utamanya soal beras biasanya di bawah Jawa Tengah. Namun pada tahun 2021 ini berbeda pada tahun sebelum-sebelumnya.

Produksi beras di Jawa Timur pada Januari 2021 sebesar 0,17 juta ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2021 sebesar 2,69 juta ton beras.

"Tahun ini kita menggeser Jawa Tengah. Produksi beras dan gabah di Jawa Timur ini tertinggi di Indonesia," ungkapnya.

Dia menuturkan, pada saat yang sama tentunya Jawa Timur mengharapkan bahwa tingkat produksi gabah dan beras akan memberikan tambahan kesejahteraan bagi masyarakat.

"Itu harapan kami. Sehingga turunnya harga ini memang harus ada solusi strategis, bukan jangka pendek saat ini saja," tutur Khofifah.

Menurutnya, operator maupun regulator dipandang penting untuk pemenuhan solusi serta mengatasi permasalahan yang kerap muncul. Sehingga ketika ada surplus beras cepat terserap, dan kalah ada permasalahan dengan gabah juga terpenuhi solusinya.

Bikin Gelisah

Khofifah mengaku, dapat membayangkan posisi operator maupun regulator ketika mendengar bahwa mau impor beras pastinya sudah gelisah itu. Dia bilang, padahal itu airen stop.

"Airen stop itu berapa banyak diantara kita yang memahami airen stop. Ini impor tapi sifatnya airen stop," terangnya.

Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial itu menceritakan, bahwa tentang bahasan airen stop telah disampaikan juga kepada tiga menteri di jajaran kabinet Indonesia maju beberapa waktu lalu.

"Pak menteri saya pernah Mensos, maka saya tahu airen stop, tapi sangat banyak. Pokoke impor yo impor gitu. Padahal airen stop itu adalah impor yang baru akan dilakukan kalau kita kekurangan. kalau kita cukup, maka tidak," Khofifah memungkasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya