Pengusaha Muda Surabaya Bergerak Kumpulkan Pendonor Darah Konvalesen

Sejumlah pihak gencar menggaungkan donor plasma konvalesen pada pelaksanaan hari pertama Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Surabaya, Sabtu, 3 Juli 2021

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Jul 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2021, 17:00 WIB
Donor konavalesen Surabaya
Junior Chamber International (JCI) Chapter East Java menggelar donor plasma konvalesen di gedung Srijaya Surabaya.

Liputan6.com, Surabaya- Sejumlah pihak gencar menggaungkan donor plasma konvalesen pada pelaksanaan hari pertama Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Surabaya, Sabtu, 3 Juli 2021. Salah satu yang terlibat dalam gerakan tersebut adalah Junior Chamber International (JCI) Chapter East Java. Mereka menggelar donor plasma konvalesen di gedung Srijaya Surabaya.

"Kegiatan sosial JCI Chapter East Java merupakan realisasi organisasi pengusaha muda tersebut untuk mengumpulkan darah konvalesen yang kosong stoknya di PMI, sedangkan banyak pasien Covid-19 membutuhkan transfusi darah dari penyintas Covid-19," ujar Direktur Pelaksana donor plasma konvalesen JCI East Java Yohan Tanoko.

Targetnya, menjangkau semua penyintas Covid-19 di Surabaya yang sudah berhasil memenangkan pertarungan melawan Covid-19 untuk mau menyumbangkan plasma konvalesen mereka. Tujuannya, untuk memenuhi stok PMI Surabaya yang sedang krisis.

Dari kegiatan yang dijadwalkan seminggu sekali ini, JCI East Java menargetkan 100 pendonor plasma konvalesen yang lolos screening PMI. Darah plasma mereka dapat membantu menyelamatkan sekitar 300 pasien yang sedang berjuang sembuh melawan Covid-19.

"Karena dari tiap pendonor darah plasma konvalesen itu bisa mengumpulkan setidaknya untuk dua atau tiga pasien Covid-19, jadi kami targetnya kita bisa menyiapkan donor plasma konvalesen itu untuk 200 sampai 300 orang," ucapnya.

Executive Vice President JCI East Java, Inggrid Chandranata menambahkan, berdasarkan data yang didapatnya, saat ini stok plasma darah di PMI Surabaya sudah kosong sedangkan permintaan mengalami peningkatan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Dapat Insentif

Sehingga dirinya bersama anggota organisasi pengusaha muda ini menjalin kerjasama dengan beberapa pihak untuk memotivasi penyintas Covid-19 untuk mendonorkan plasma darah, dan memberikan uang tunai sebesar Rp 250.000 sebagai penghargaan atas semangat kepahlawanan mereka membantu sesama.

"Ingin memotivasi dengan memberikan uang tunai juga kepada masyarakat supaya mereka mau, karena pada saat ini banyak yang nggak mau untuk mendonor. Itu kesusahannya adalah di pendonornya juga," kata Inggrid.

JCI East Java juga terus mensosialisasikan pentingnya donor plasma darah konvalesen untuk membantu penyembuhan pasien Covid-19 dan berkontribusi mengatasi pandemi virus SARS - Cov 2. Termasuk memberikan edukasi bahwa donor plasma tidak menyebabkan turunnya antibodi.

"Jadi mereka kalau datang ke sini mungkin mereka juga takut, mereka juga mungkin takut antibodi turun atau takut hal-hal lain. Kami juga mengantisipasi kami akan menggerakkan edukasi untuk plasma konvalesen," tutur Inggrid.

Ketakutan turunnya antibodi ini tak dirasakan oleh Gracia Veronica yang mendonorkan darah plasmanya, karena sebagai penyintas Covid-19, dia merasa prihatin dengan banyaknya berita kematian. Sehingga dirinya merasa terpanggil untuk membantu pasien Covid-19 tanpa melihat penghargaan yang diperolehnya.

"Alasan saya donor plasma sendiri, saya juga nggak mau kalau tiap hari sekarang cuma dengar orang meninggal, kayak sedih gitu. Kalau bisa darah saya bisa dipakai menolong orang kenapa nggak. Terus waktu saya kena Covid itu nggak enak rasanya, emang benar-benar disaat itu saya mikir, sudah jangan anggap enteng hal ini memang kita harus aware kalau Covid itu ada dan membahayakan kita semua," tuturnya.

Di hari pertama donor plasma konvalesen, JCI East Java hanya mendapatkan dua pendonor dari delapan orang. Sehingga diharapkan kegiatan sosial tanpa batas waktu ini bisa diikuti lebih banyak penyintas Covid-19 untuk membantu pasien yang sedang berjuang untuk hidup mereka agar terbebas dari penyakit berbahaya tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya