Liputan6.com, Surabaya - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim Mutawakkil Alallah menyatakan, upaya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mempercepat program vaksinasi di lingkungan pesantren merupakan salah satu ikhtiar ibadah.
Sebelumnya, Khofifah blusukan di Pondok Pesantren (Ponpes) Maslahul Huda, Paciran, Lamongan, dalam rangka serbuan vaksinasi Koarmada II pada Rabu (14/7/2021).
“Kita harus menilai positif, bahwa vaksinasi adalah langkah upaya ikhtiar yang merupakan bagian dari ibadah. Sebagai bangsa yang beriman kita tentu yakin dengan tuntunan mencari solusi di balik kesulitan," tuturnya, Kamis (15/7/2021).
Advertisement
Kiai asal Probolinggo tersebut juga mengutip surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6, yang artinya, Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
“Dari ayat suci tersebut, kita harus meyakini bahwa ada solusi dalam kesulitan, yaitu pandemi sekarang. Oleh sebab itu merupakan kewajiban kita untuk berikhtiar menuju kemudahan, kelapangan, baik secara dlohir maupun batin," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Punya Hak Sama
Senada, Wakil Sekretaris MUI Jawa Timur, Lia Istifhama berharap vaksinasi massal untuk anak 12 hingga 17 tahun juga menyasar para santri yang kini mulai beraktivitas belajar di pondok pesantren.
“Semuanya harus sama-sama mendapatkan hak vaksinasi, karena bagaimana pun anak-anak santri juga merupakan anak dari pemerintah. Apa pun hak yang didapatkan anak non-santri, otomatis santri pun juga harus mendapatkan yang sama. Asalkan, harus ada persetujuan dari orang tua dari anak-anak dan sesuai permintaan,” tutur Ning Lia.
Menurut Ning Lia, vaksinasi yang dicanangkan pemerintah juga sangat penting bagi pesantren untuk meningkatkan herd immunnity santri yang sedang berada di pondok pesantren.
“Ketika kita ingin menguatkan spirit herd immunity, maka harus berlaku untuk semua, tidak hanya berlaku bagi masyarakat umum, masyarakat pesantren juga harus mendapatkan agar semua sama-sama sehat, sama-sama meningkatkan imunitas tubuh,” kata Ning Lia.
Advertisement