Desa Tengger Ngadas Belum Siap Terima Wisatawan Bromo Karena Khawatir Covid-19

Nihil kasus Covid-19 jadi pertimbangan utama Desa Ngadas belum siap terima wisatawan Gunung Bromo

oleh Zainul Arifin diperbarui 01 Okt 2021, 08:25 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 08:25 WIB
Wisata Gunung Bromo.
Wisata Gunung Bromo.

Liputan6.com, Malang - Pemerintah Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, belum siap dengan pembukaan jalur Coban Trisula sebagai salah satu pintu masuk ke wisata Gunung Bromo. Warga khawatir dengan penyebaran Covid-19, sebab desa ini selama pandemi nihil kasus.

Kepala Desa Ngadas Mujianto mengatakan, selama pandemi desanya nihil kasus, tak ada satu pun penduduk positif terinfeksi Covid-19. Itu jadi pertimbangan utama warga belum siap dengan wisatawan yang melintasi desa mereka untuk menuju wisata Bromo.

"Kami belum siap bila ada wisatawan. Selama ini desa kami nihil kasus saat ada warga di desa tetangga terinfeksi Covid-19," kata Mujianto di Malang, Kamis, 30 September 2021.

Menurutnya, tamu atau wisatawan berasal dari berbagai daerah. Biasanya mereka mampir sejenak di Desa Ngadas, Poncokusumo untuk sekedar beristirahat atau berfoto sebelum melanjutkan perjalanan ke Bromo. Sulit mencegah mereka agar tidak singgah di Ngadas.

Masih ada kekhawatiran dari warga sebab tidak ada yang bisa menjamin para wisatawan itu benar-benar bebas dari Covid-19. Meskipun otoritas taman nasional mensyaratkan tes antigen maupun vaksin bagi wisatawan yang hendak masuk ke Bromo.

“Syarat ketentuan itu kan dari pengelola taman nasional, tapi kami tetap khawatir. Siapa yang bisa menjamin benar-benar bebas Covid-19,” ucap Mujianto.

Ia menyebut di desanya ada 47 rumah penduduk dikelola sebagai homestay wisatawan. Serta ada 65 jeep wisata milik penduduk yang siap mengantar tamu. Meski begitu, warga tak keberatan bila akses masuk wisata Gunung Bromo melalui Coban Trisula ditutup lebih panjang.

Penutupan wisata Bromo maupun pendakian Gunung Semeru tak berdampak bagi perekonomian warga. Sebab sektor pertanian masih jadi tulang puggung utama bagi kehidupan penduduk desa.

“Wisata itu kan hanya usaha tambahan, kami ini hidupnya ya dari hasil pertanian,” ujar Mujianto.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Syarat Siap Penduduk

Sejauh ini program vaksinasi Covid-19 belum mencakup seluruh penduduk Desa Ngadas. Dari 1.500 an warga, baru sekitar 250 orang yang sudah suntik vaksin. Ada rencana vaksinasi di desa ini dengan kuota untuk 800 orang pada 8 Oktober mendatang.

“Belum semua warga divaksin, itu juga harus jadi pertimbangan sebelum memutuskan pembukaan jalur,” ucap Mujianto.

Beberapa hari lalu diumumkan bila Kabupaten Malang telah masuk status PPKM level 2. Muncul wacana dari sejumlah pelaku jasa pariwisata agar jalur menuju Bromo lewat Malang dibuka. Meski begitu, Desa Ngadas meminta tak buru-buru memutuskan pembukaan jalur itu.

“Sampai sekarang kami belum pernah menerima surat keputusan dari bupati. Kami tak mau buru-buru untuk menerima tamu,” ujar Mujianto.

Desa Ngadas merupakan salah satu dari sejumlah desa suku Tengger yang tesebar di Probolinggo, Lumajang, Malang dan Pasuruan. Wisatawan yang hendak menuju Gunung Bromo dan Semeru melalui Malang pasti melintasi desa ini sebelum tiba di Pos Jemplang.

Wisata Gunung Bromo telah dibuka secara bertahap sejak 6 September 2021. Untuk sementara, baru tiga lokasi yang dapat dikunjungi dengan pembatasan kuota. Yakni view point Penanjakan dengan kuota 222 orang, Bukit Kedaluh untuk 107 orang dan Bukit Cinta untuk kuota 31 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya