Liputan6.com, Yogyakarta - Wali kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menilai program ‘sepeda kanggo sekolah dan nyambut gawe’ (Sego Segawe) merupakan program bagus dan saat ini pihaknya tengah mengkaji menghidupkan kembali. Akademisi dan praktisi bersepeda meminta perhatian lebih agar Sego Segawe tak terhenti di sektor wacana saja.
Sego Sewage pertama kali diluncurkan Wali kota Yogyakarta periode 2001-2006 dan 2006-2011, Herry Zudianto dengan tujuan menggugah kembali nilai gemar bersepeda pada 2008. Program ini sukses karena didukung pegawai Pemkot dan pelajar yang rutin bersepeda setiap hari.
Kepada Liputan6.com, Senin (17/3/2025) malam, Hasto mengatakan dirinya telah bertemu dengan Hery guna mendalami berbagai aspek-aspek penting untuk kembali menghidupkan program Sego Segawe. “Saya bilang kebijakan bapak bagus, saya akan mengkaji seperti apa Sego Segawe itu. Ini adalah ide yang bagus dan bila dijalankan akan menjadi bagian untuk mewarnai Kota Yogyakarta yang mengalami kemacetan di beberapa ruas jalan,” katanya.
Advertisement
Namun mengenai kapan akan direalisasikan, Hasto menyatakan pihaknya saat ini akan fokus pada percepatan program kerja 100 organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Yogyakarta.
Aktivitas Bersepeda
Koordinator Bike 2 Work Jogja, Noer Cholik menyebut di bawah kepemimpinan Wali kota Haryadi Suyuti konsep Sego Segawe pernah dicoba dihidupkan, namun karena ketidakjelasan, konsep itu akhirnya gagal total. “Saat itu arahnya tidak jelas. Apakah Sego Segawe akan menjadi kebijakan atau hanya sekedar alat kampanye politik?” tuturnya saat dihubungi pada Selasa (18/3/2025).
Aktivitas bersepeda bagi Cholik haruslah tetap dihidupkan karena sebagai kota yang terus tumbuh, keberadaan pesepeda akan berdampak pada kegiatan ekonomi maupun sosial Kota Yogyakarta. Dampak yang paling bakal terlihat adalah ketika pelajar bersepeda ke sekolah, maka tidak hanya melatih otot motorik mereka. Tetapi juga menjadi pembelajaran mengenai aspek keselamatan bersepeda di jalan raya seperti penggunaan jalur bersepeda, posisi aman saat berada di lampu merah, cara memberi tanda saat berbelok dan lain-lain.
Baca Juga
"Harapannya, dengan pemahaman keselamatan bersepeda. Mereka nantinya tidak sembrono saat mengendarai kendaraan bermotor. Tapi yang terpenting, dengan bersepeda ke sekolah, pelajar ini diajak berolahraga agar kebugaran dan daya tahan tubuhnya meningkat," katanya.
Dirinya berharap jika nanti Wali kota Hasto menghidupkan Sego Segawe, maka harus didukung arahan dan payung hukum yang jelas. Apakah nanti ditetapkan lewat Peraturan Walikota (Perwal), sehingga gerakan ini tidak hanya program seremonial saja. Kemudian perlu disiapkan pula, bagaimana infrastruktur pendukung agar pesepeda baik untuk bekerja maupun bersekolah mendapatkan kepastian keamanan saat berada di jalan raya.
Advertisement
Pengurangan Polusi Udara
Sementara Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Ikaputra melihat konsep Sego Segawe yang nantinya berpatokan pada paradigma reduksi karbon dalam upaya pengurangan perubahan iklim dunia. Dirinya membayangkan, bagaimana nantinya setiap pesepeda, khususnya pegawai di Pemkot Yogyakarta memiliki rekam jejak tentang berapa jauh yang ditempuh bersepeda dalam satu waktu.
“Mungkin bisa melalui kartu kontrol atau aplikasi, sehingga ketika dikumpulkan akan menjadi sumbangsih Kota Yogyakarta dalam pengurangan polusi udara berapa ribu ton. Rekaman data inilah nanti bisa diajukan untuk mendapatkan insentif finansial pengurangan karbon dari Kementerian Keuangan,” ujarnya.
Baca Juga
Ika menyarankan agar program bersepeda Sego Segawe ini ke depannya diprioritaskan dilakukan pegawai pemerintah. Karena mereka akan menjadi contoh public mengenai gaya hidup sehat dan peran serta melestarikan lingkungan. “Soal infrastruktur, saya kita memang harus dilakukan review ulang pada jalur-jalur sepeda yang dulu. Apakah harus dicat ulang atau perlu diperluas,” tutupnya.
