Liputan6.com, Jember - Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menegaskan ritual kelompok Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan sedang dalam penyelidikan karena berakibat hilangnya belasan nyawa orang.
Keterangan yang diperoleh tujuan kelompok Tunggal Jati Nusantara datang ke Pantai Payangan dengan kegiatan berendam di laut untuk beragam maksud.
Di antaranya ada korban ingin menghilangkan guna-guna, kepercayaan samudera Hindia memberi berkah, meningkatkan kesaktian, serta membantu menenangkan diri. Sebagian lagi, korban enggan bicara apa adanya.
Advertisement
"Baru 7 saksi korban selamat yang dapat kami mintai keterangan. Kemudian 6 saksi lagi. Kami akan terus dalami kasus ini dengan mengumpulkan bahan keterangan maupun bukti di lokasi kejadian dan lainnya," tutur Hery Senin (14/2/2022).
Hari ini, Hery menggelar rapat koordinasi dengan Bupati Jember Hendy Siswanto, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk khusus membahas tragedi kelompok ritual Tunggal Jati Nusantara.
Mereka hendak membahas kemungkinan membubarkan kelompok, dan upaya membuat aturan ketat di kawasan Pantai Payangan agar kejadian maut serupa tidak terulang kembali.
"Rapat pimpinan bersama-sama sedang berlangsung saat ini di lantai dua pendopo Wahya Wibawa Graha," beber Kepala Diskominfo Jember Boby Arie Shandy.
11 Tewas
Ritual berujung maut terjadi di pantai Payangan, Dusun Watu Ulo Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember Minggu (13/2/2022), pukul 00.30 Wib dini hari.
Musibah itu terjadi karena puluhan orang dari rombongan padepokan Tunggal Jati Nusantara, Jember melakukan meditasi atau ritual di pinggir Pantai Payangan. Dilaporkan rombongan ada 24 orang. Dari jumlah tersebut 23 orang mengikuti ritual dan satu orang sebagai sopir pengakut rombongan tersebut.
Akibat kejadian itu, 11 orang ditemukan meninggal dunia, dan 12 orang lainya selamat.
Advertisement