Liputan6.com, Surabaya - Sekitar 150 simpatisan Partai Demokrat di Surabaya menggelar demonstrasi di depan Kantor DPD Demokrat Jatim pada Jumat (22/4/2022).
Korlap aksi Taufik Hidayat menyatakan, pelantikan Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim masih menyisakan sejumlah masalah.
"Masih banyak masalah yang belum selesai. Akar rumput tidak solid, dan demokrasi hilang di partai Demokrat," kata Taufik di lokasi, Jumat (22/4/2022).
Advertisement
Taufik menyebut, Partai Demokrat sudah tidak sehat dalam berdemokrasi. Hal ini ditunjukkan dengan penunjukkan Emil Dardak sebagai ketua, padahal saat Musda Wagub Jatim itu hanya mengantongi 13 dukungan DPC berbanding jauh dengan Bayu Airlangga yang meraup 25 dukungan DPC.
"Demokrasi sudah mati. Sekarang, yang ada di Demokrat hanya Democrazy. Kami sangat kecewa, sebagai simpatisan, dan saya pribadi sebagai pengurus demisioner melihat matinya demokrasi di Demokrat. 13 lawan 25 kok yang menang 13, gak masuk akal," kata Taufik
Taufik menyebut, Demokrat akan babak belur di Pemilu 2024, apabila manajemen organisasinya masih buruk. Ditambah, kepemimpinan AHY yang tidak mendengar akar rumput.
"Gimana mau jadi presiden AHY kalau model mimpinnya saja di Demokrat kayak gini. Rakyat sudah tahu gimana kepemimpinan AHY, saya yakin tidak akan bahkan mustahil AHY jadi presiden," terangnya.
Janji Manis AHY
Taufik menyebut, persoalan pelik yang terjadi di Musda Demokrat Jatim disebabkan ketidakmampuan AHY mengelola partai. AHY hanya memberi janji manis soal demokrasi di awal pembukaan Musda.
"Saya mendengar, AHY bilang demokrasi, mana? Yang mana demokrasi? Bayu Airlangga dapat 25 suara DPC, Emil hanya 13. Kok yang dimenangkan 13? Ini kan sembrono, gak jelas," tegasnya.
Taufik menambahkan, keputusan AHY sangat gegabah dalam menentukan hasil Musda Demokrat Jatim. "Saya sebagai kader kecewa, dan malu melihat Demokrat," tandasnya.
Advertisement