Ubaya Datangkan Gus Yahya dan Haedar Nasir Bahas Toleransi Keberagaman

Menurutnya, hal tersebut membuat pembahasan mengenai toleransi dan merawat Indonesia dari segi kerukunan beragama menjadi topik yang tepat untuk didiskusikan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 01 Sep 2022, 05:05 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2022, 05:05 WIB
Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar studium generale 2022-2023 seri tiga bertema Menakar Indonesia ke Depan. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).
Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar studium generale 2022-2023 seri tiga bertema Menakar Indonesia ke Depan. (Dian Kurniawan/Liputan6.com).

Liputan6.com, Surabaya - Universitas Surabaya (Ubaya) menggelar studium generale 2022-2023 seri tiga bertema Menakar Indonesia ke Depan, Harmoni Kehidupan Beragama untuk Merawat Indonesia, dengan mengundang Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir sebagai pembicara.

Ketua Panitia Studium Generale 2022-2023 Seri 3, Amirul Ulum menyebut, studium generale adalah kuliah tamu yang menghadirkan sejumlah tokoh nasional untuk memaparkan wawasan dan ide cemerlang dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Pemilihan tema ini telah menyesuaikan momen kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 tahun yang saat ini euforianya masih dirasakan oleh masyarakat," ujarnya, Rabu (31/8/2022).

Menurutnya, hal tersebut membuat pembahasan mengenai toleransi dan merawat Indonesia dari segi kerukunan beragama menjadi topik yang tepat untuk didiskusikan.

"Pembahasan ini juga dapat menjadi insight baru bagi calon pemimpin bangsa agar mampu membawa Indonesia hidup berharmoni di tengah keberagaman yang ada,” ucapnya.

Amirul mengaku, dengan menghadirkan Gus Yahya dan Prof Haedar sebagai pembicara ini menjadi langkah yang tepat apabila membahas mengenai toleransi keberagaman.

“Selama ini, di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama terbukti bisa saling bersinergi tanpa menghilangkan karakteristik masing-masing. Sikap inilah yang ingin Ubaya tekankan kepada para civitas akademika dan masyarakat luas untuk bisa hidup berdampingan dalam perbedaan,” ujarnya.

Amirul mengungkapkan, dari pemaparan sudut pandang pembicara, audiens bisa memiliki pemahaman yang holistik terkait tradisi, kebiasaan, dan cara mereka untuk mempertahankan persatuan umat beragama di Indonesia.

Visi Ubaya

Rektor Ubaya, Benny Lianto menambahkan, topik yang dibahas pada studium generale kali ini sesuai dengan visi Ubaya yang ingin mencetak pemimpin nasional yang berkarakter dan memiliki integritas melalui dunia pendidikan.

“Melalui acara ini, Ubaya ingin mengajak mahasiswa, civitas akademika, serta seluruh masyarakat untuk mewujudkan kebhinekaan dan keberagaman potensi bangsa. Ini adalah modal sosial untuk mewujudkan Indonesia maju,” ujarnya.

Benny berharap melalui studium generale seri tiga, masyarakat dapat memiliki wawasan yang lebih dalam tentang harmoni kehidupan di tengah perbedaan. “Semoga civitas akademika Ubaya dapat semakin menghayati pesan kebhinekaan serta toleransi antar sesama dan meningkatkan kepedulian untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan bangsa di masa depan,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya