Satpol PP Kota Surabaya Gencarkan Keliling Malam Cari Pelajar Tawuran

Tawuran antarremaja yang terjadi di Jalan Upa Jiwa pada Kamis (22/9) malam, awalnya disebabkan cekcok atau saling ejek melalui media sosial. Kejadian tawuran itu pun tak terelakkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2022, 21:00 WIB
Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, Jawa Timur menggencarkan patroli gabungan setiap malam dengan berkeliling ke tempat-tempat yang berpotensi rawan terjadinya tawuran antarpelajar.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan patroli ini diikuti mulai dari instansi terkait hingga jajaran, di antaranya Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Dinas Perhubungan, dan Dinas Sosial.

"Patroli gabungan ini diikuti sekitar 20 orang lebih personel. Kami setiap malam berkeliling ke tempat-tempat yang berpotensi rawan terjadinya tawuran," kata Eddy di Surabaya, dilansir dari Antara, Sabtu (24/9/2022).

Pihaknya juga telah memetakan titik-titik wilayah yang berpotensi menjadi tempat remaja tawuran.

Sejumlah wilayah tersebut, di antaranya adalah Jalan Indrapura, Jalan Dupak, Jalan Tanjung Sari, Jalan Banyu Urip, Jalan Kedungdoro, Jalan Diponegoro, Jalan Wonorejo, Jalan Kenjeran, Jalan Kedung Cowek, Jalan Pogot, Jalan Wonokusumo, Jalan Kaliondo, Jalan Kapasan hingga Jalan Undaan Surabaya.

"Jadi titik-titik rawan yang sering muncul terjadinya tawuran itu sudah kami petakan. Malah yang di Jalan Upa Jiwa Ngagel itu sebelumnya tidak pernah terjadi," kata dia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tawuran antarremaja yang terjadi di Jalan Upa Jiwa pada Kamis (22/9) malam, awalnya disebabkan cekcok atau saling ejek melalui media sosial. Kejadian tawuran itu pun tak terelakkan.

16 Pelajar Diamankan

Dari insiden tersebut, petugas gabungan mengamankan 16 orang berstatus pelajar untuk dimintai keterangan. Sementara dua orang lainnya yang menjadi korban, juga turut diberikan perawatan.

"Misalnya kalau sudah pukul 21.00 WIB, anaknya tidak di rumah, maka orangtua harus menelepon ada di mana dan meminta segera pulang ke rumah. Kalau anaknya tidak bisa dihubungi maka orang tua dapat menghubungi teman terdekat anaknya," ucapnya di Surabaya.

infografis hari tani nasional
jumlah petani indonesia turun sejak tiga tahun terakhir (liputan6/yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya