Liputan6.com, Malang - Autopsi dan ekshumasi jenazah dua korban tragedi Kanjuruhan dimulai pada Sabtu, (5/11/2022) pagi di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Wajak, Kabupaten Malang.
Dua korban tragedi Kanjuruhan itu adalah Natasya Deby Ramdhani (16) dan Naila Deby Anggraeni (13). Autopsi dan ekshumasi mulai dilakukan tepat ketika ayah dari kedua korban yakni Devi Athok tiba di lokasi sekitar pukul 09.10.
Tangis Devi Athok tak tertahankan begitu keluar dari makam yang ditutup oleh tabir biru. "Anakku," ucapnya lirih bercampur isak tangisnya. Sanak famili maupun Aremania yang hadir mengawasi proses autopsi itu bersama berusaha menenangkan.
Advertisement
Mereka juga bersama-sama memberi semangat kepada Devi. Meski begitu, Devi harus dibopong oleh sejumlah orang untuk menjauh dari lokasi. "Kamu tidak berjuang sendirian mas Devi," kata salah seorang di antara Aremania yang hadir di lokasi.
Proses autopsi itu sendiri dilakukan oleh tim dokter dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI). Puluhan personel kepolisian berjaga di sekitar lokasi termasuk di depan pintu masuk TPU Pathuk, Wajak, Malang, yang telah dipasang garis polisi.
Gas Air Mata
Tragedi Kanjuruhan Malang saat pertandingan Arema versus Persebaya pada 1 Oktober 2022 mengakibatkan 135 orang meninggal dunia. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) merekomendasikan autopsi sebagai bagian dari pengusutan peristiwa itu.
Komnas HAM beberapa waktu lalu menyimpulkan gas air mata jadi penyebab utama banyak korban jiwa berjatuhan. Proses autopsi ini diharapkan memperkuat proses penyidikan peristiwa itu.
Advertisement