Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan tajam setelah mantan Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru untuk produk pertanian impor. Kripto BTC yang sebelumnya diperdagangkan di level USD 93.000 atau setara Rp 1,53 miliar (asumsi kurs Rp 16.480 per dolar AS) turun hingga mencapai USD 85.000 atau setara Rp 1,40 miliar.
Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (4/3/2025), sebelumnya, pengumuman Trump mengenai cadangan kripto sempat mendorong harga aset digital naik. Namun, euforia tersebut tak bertahan lama. Setelah sempat stabil di atas USD 93.000 pada perdagangan awal, BTC tiba-tiba anjlok di bawah USD 90.000.
Advertisement
Baca Juga
Penurunan Akibat Kebijakan Tarif Trump
Penurunan ini seiring dengan reaksi pasar terhadap kebijakan perdagangan Trump, yang berencana menerapkan tarif pada produk pertanian asing mulai bulan depan. Dalam pengumumannya, Trump menyampaikan pesan kepada para petani AS.
Advertisement
“Kepada Para Petani Hebat Amerika Serikat, bersiaplah untuk mulai membuat banyak produk pertanian untuk dijual di dalam Amerika Serikat. Tarif akan berlaku untuk produk eksternal pada tanggal 2 April. Selamat bersenang-senang,” kata Trump dalam pengumumannya.
Selain itu, aksi jual semakin intens setelah Trump menyatakan tidak ada ruang tersisa bagi Meksiko atau Kanada untuk bernegosiasi terkait tarif 25% yang akan berlaku mulai Selasa. Pernyataan ini memperburuk ketidakpastian pasar dan semakin menekan harga kripto.
Reaksi pasar terhadap kebijakan ini sangat cepat. Kapitalisasi pasar kripto menyusut 6,81%, turun menjadi USD 2,88 triliun. Sementara itu, harga BTC terus merosot hingga mencapai USD 85.000 setelah aksi jual besar-besaran. Dalam waktu satu jam, lebih dari USD 55,74 juta dalam posisi beli BTC menguap, dengan total kerugian harian mencapai USD 172 juta.
Retorika perdagangan Trump bukan pertama kalinya mengguncang harga BTC. Ini adalah kali keempat pernyataan kebijakan tarifnya berdampak langsung pada harga Bitcoin, menegaskan bahwa pasar kripto sangat rentan terhadap perubahan kebijakan ekonomi dan geopolitik.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rencana Cadangan Kripto AS
Antusiasme investor terhadap rencana Donald Trump membentuk cadangan kripto strategis berubah menjadi skeptisisme pada hari Senin. Ketidakpastian ini menyebabkan harga mata uang kripto turun tajam, diperparah dengan kekhawatiran kebijakan tarif 25% yang akan diterapkan AS terhadap Meksiko dan Kanada.
Sebelumnya, Trump mengumumkan melalui Truth Social bahwa cadangan kripto AS akan mencakup token XRP, Solana (SOL), dan Cardano (ADA), selain Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
Pengumuman ini sempat mendorong lonjakan harga kripto, memberikan sedikit kelegaan setelah bulan terburuk bagi pasar sejak 2022. Namun, dimasukkannya tiga token yang kurang populer memicu pertanyaan investor mengenai tujuan dan manfaat rencana tersebut.
Advertisement
Aksi Jual Melanda
Pada sore hari di New York, semua aset kripto yang disebutkan Trump mengalami penurunan signifikan. Aksi jual ini terjadi bersamaan dengan penurunan aset berisiko lainnya, menyebabkan Indeks Nasdaq 100 yang didominasi saham teknologi turun lebih dari 2%. Sebagian besar keuntungan yang diperoleh kripto pada hari Minggu akhirnya menguap.
Sepanjang Februari, pasar kripto sudah menghadapi tekanan besar, dengan Indeks Kripto Bloomberg Galaxy anjlok hampir 28%. Kondisi ini semakin membebani Trump, yang kembali ke Gedung Putih di tengah dukungan besar dari industri kripto.
