Liputan6.com, Gresik - Hujan deras merendam sejumlah desa di Kecamatan Driyorejo dan Menganti Gresik. Bahkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengecek kondisi banjir di Driyorejo.
Sedangkan warga Lanjut Usia (Lansia) di Desa Bringkang, Perumahan Oma Indah Menganti Gresik, banyak yang minta dievakuasi menuju tempat yang lebih aman.
Andri (35) warga perumahan mengaku kesulitan meminta bantuan perahu karet untuk mengevakuasi sang ibu. Dari mulai pukul 06.00 WIB, tadi pagi hingga pukul 09.00 WIB, Andri akhirnya hanya mendapatkan alat seadanya berupa gerobak untuk mengangkut ibunya.
Advertisement
"Ibu saya baru seminggu operasi ginjal, sekarang masih tahap pemulihan. Tiga jam saya cari bantuan oerahu karet namun masih dipakai oleh tetangga depan perumahan. Alat evakuasi minim tapi warga minta dievakuasi banyak. Alhasil hanya dapat gerobak untuk evakuasi ibu saya," ujar Andri kepada Liputan6.com, Rabu (22/2/2023).
Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi terdampak banjir akibat tanggul Mojosarirejo yang jebol dinihari tadi.
Tanggul tersebut jebol akibat hujan deras yang mengguyur Kab. Gresik pada 21 Februari sekitar pukul 18.30 WIB yang mengakibatkan aliran sungai Mojosarirejo menuju Sungai Avur meningkat hingga menggenangi Kec. Driyorejo.
Hingga pukul 23.40 WIB, kemarin malam, tercatat sebanyak empat desa di Kecamatan Driyorejo terendam banjir. Keempat desa tersebut ialah Desa Sumput, Desa Mojosarirejo, Desa Karanggandong dan Desa Driyorejo.
Di lokasi terdampak, tepatnya Perumahan De Naila Village Blok G dan Blok E tampak air masih mengalir deras dari titik lokasi jebolnya tanggul. Khusus di tempat ini, total warga terdampak yaitu sebanyak 66 KK.
Seluruh warga terdampak ditempatkan di Club House Perumahan De Naila Village. Namun, beberapa warga juga masih ada yang bertahan di rumah masing-masing.
Khofifah mengatakan bahwa terjadinya banjir ini memiliki kaitan antara sistem irigasi secara regional. Kemudian, dirinya secara khusus meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) untuk segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan BBWS Bengawan Solo.
“Hari ini memang kita melihat ada dua tanggul di Blok D dan Blok E yang jebol karena intensitas air hujan melebihi kapasitas. Tapi hal ini juga harus dicek ulang dari kapasitas tanggulnya, kualitas dan kekokohan tanggulnya, serta penampungannya. Juga sumber aliran luapan air harus ada asesmen baru supaya lebih komprehensif,” ungkapnya
Satukan Asesmen dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo
Dalam posisi seperti ini, Khofifah sapaan lekatnya merasa bahwa ini adalah momentum untuk menyatukan asesmen dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik serta Pemprov Jatim.
“Saya rasa saat seperti sekarang adalah saat yang sangat tepat untuk saling menyatukan asesmen diantara BBWS Brantas, BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik serta Pemprov Jawa Timur. Kita evaluasi kembali bersama-sama kita satukan asesmennya,” katanya
Mantan Menteri Sosial RI ini kemudian juga menyampaikan terkait sistem yang sudah dibangun oleh Pemkab Gresik harus disinkronkan bersama-sama karena terkait penataan wilayah sungai ini ada kewenangan yang berbeda yang memang secara reguler perlu disinkronkan.
Melihat intensitas hujan yang cukup tinggi hampir di seluruh Indonesia termasuk Jawa Timur, kembali Khofifah mengimbau pihak terkait untuk melakukan pengecekan ulang terhadap kapasitas tanggul yang ada di masing-masing titik.
“Memang sudah harus dilakukan asesmen kembali, supaya proses untuk bisa melakukan proteksi dan mitigasi itu semua bisa lebih terukur lebih baik,” pungkasnya.
Advertisement