Liputan6.com, Banyuwangi - Kasus perundungan atau bullying kembali terjadi di Banyuwangi. Kali ini menimpa siswa kelas 6 di SDN Mojopanggung berinisial G. Ia diduga menjadi korban perisakan oleh teman-temannya.
Kasus perisakan tersebut diungkap oleh sang tante, Zivana Silvie, melalui unggahan video di akun Facebook pribadinya yang memperlihatkan bagaimana G menjadi korban pengeroyokan oleh teman-teman sekelasnya sendiri.
Baca Juga
“Seandainya ini terjadi sama anak kalian, apa yang kalian lakukan. Sekarang bukan zaman senyap-senyapan, apa lagi ada buktinya,” tulis Silvi dalam keterangan video.
Advertisement
Silvi menulis hal tersebut bukan tanpa alasan, melainkan karena ia juga sempat menghadapi permintaan dari pihak sekolah yang melarang penyebaran bukti video penganiayaan tersebut.
Dirinya mengatakan banyak pihak berspekulasi bahwa pelarangan yang disampaikan adalah karena menjaga nama sekolah yang akan menjadi perwakilan Indonesia di turnamen karate tingkat dunia.
Namun, Silvi tak serta merta menerima permintaan tersebut karena dia tidak terima melihat penderitaan keponakannya yang mengalami lebam di sekujur tubuh bahkan muntah-muntah usai pulang sekolah.
Silvi menguraikan bahwa peristiwa penganiayaan kepada keponakannya terjadi 2 kali, yaitu 1 lawan 1 pada bagian awal dan sempat dibawa ke ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Pelaku juga telah meminta maaf kepada korban.
“Tapi saat kembali ke kelas, ada yang fitnah. Terjadi pengeroyokan, keponakan saya sampai tersungkur,” ujar Silvi, Rabu (22/11/2023).
Ia menyayangkan, saat peristiwa pengeroyokan di lingkungan sekolah yang terjadi sekitar pukul 10 hingga 11 siang tersebut tak langsung dilerai oleh tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut.
Dalam video yang beredar juga tak tampak adanya kedatangan guru meski kelas dalam keadaan sangat ricuh akibat perkelahian. Bahkan tampak pula siswa yang tertawa setelah melakukan pemukulan, yang kian membuat Silvi kian geram.
Akan Melaporkan ke Polisi
Di akhir video, tampak G mengerang kesakitan akibat pukulan bertubi-tubi di seluruh bagian tubuhnya, terutama bagian perut. Ia menahan tangis sambil memegangi area tersebut.
Beberapa teman G tampak panik dan bingung harus berbuat apa, sementara beberapa di antaranya malah memilih acuh tak acuh dengan keadaan korban.
Ke depan, Silvi dan keluarganya akan mencari jalan terbaik dengan melapor ke polisi untuk mendapatkan keadilan bagi keponakannya, serta memberikan pelajaran bagi seluruh sekolah agar tak terjadi kasus serupa di sekolah lain.
“Cukup sampai di keponakan saya. Jangan ada lagi kasus serupa di Banyuwangi,” tandasnya.
Advertisement