Detik-Detik Ibu di Surabaya Amankan Tiga Anak dan Satu Keponakannya dari Dampak Gempa Saat Belanja di Mal

Warga Banyu Urip Wetan Tengah, Kecamatan Sawahan Surabaya, Fidhiza Erika Diastika menceritakan kisahnya menyelamatkan empat anak di pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza (TP), saat terjadi gempa di Tuban.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 23 Mar 2024, 16:05 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2024, 16:05 WIB
Suasan mal di Surabaya saat gempa Tuban. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Suasan mal di Surabaya saat gempa Tuban. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Warga Banyu Urip Wetan Tengah, Kecamatan Sawahan Surabaya, Fidhiza Erika Diastika menceritakan kisahnya menyelamatkan empat anak di pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza (TP), saat terjadi gempa di  Tuban.

Fidhiza menceritakan, saat kejadian gempa susulan itu, ia bersama tiga anaknya (Keysha, Rayyanza, dan Kenzha) dan satu keponakannya (Rendra) sedang berada di area foodcourt lantai 5 TP 3 Surabaya untuk membeli makanan dan makanan sebagai bekal berbuka puasa.

Sebelum ke area foodcourt, mereka baru selesai menonton film di bioskop yang berada di lantai 5 TP 1 Surabaya. Gempa susulan yang dirasakan itu juga berlangsung beberapa kali dan sangat terasa.

“Saat itu, tiga anak saya dan satu keponakan saya tak suruh nunggu di tempat duduk deretan meja makan foodcourt. Saya tinggal sebentar membeli makanan di Burger King, dan makanan sudah dibungkus oleh kasirnya," ujarnya, Jumat (22/3/2024) malam.

"Kemudian, saya tinggal sebentar untuk pesan makanan di Yoshinoya dan sudah bayar. Tak berapa lama, saya lihat para pengunjung panik dan berlarian karena ada getaran gempa. Saya memilih meninggalkan pesanan makanan saya dan menyelamatkan tiga anak dan satu ponakan saya,” imbuh Fidhiza.

Fidhiza mengatakan, meski sempat panik dan ikut berlarian dengan pengunjung lainnya, ia tetap tenang dan berusaha menyelamatkan tiga anak dan satu ponakannya tersebut dengan memilih melewati eskalator dari lantai 5 Tunjungan Plaza 3 menuju lantai 1 TP 1 yang lokasinya cukup berjauhan.

“Jadi, saya gendong anak saya yang paling kecil (anak ketiga). Dan, anak saya satunya (anak kedua) tak suruh jalan sendiri. Terus, anak saya yang paling besar (anak pertama) saya suruh gandeng keponakan saya," ucapnya.

"Saya sempat bingung harus lewat tangga ke arah parkiran mobil, atau jalur evakuasi ikut karyawan TP atau naik eskalator. Akhirnya, saya milih naik eskalator saja, yang penting bisa turun dan anak-anak saya selamat,” tambah Fidhiza.

Fidhiza mengaku baru pertama kali merasakan langsung getaran gempa dan berada di dalam gedung bertingkat. Namun, ia bersyukur bisa menyelamatkan diri bersama anak-anaknya.

Pengunjung TP Berhamburan

“Saya masih syok dan kepikiran saat gempa tadi. Karena ini kejadian gempa yang saya rasakan langsung pertama kali. Yang saya khawatirkan hanya anak-anak saya. Alhamdulillah, semua selamat,” terangnya.

Di sisi lain, saat gempa terjadi, ratusan pengunjung pusat perbelanjaan TP 1 hingga TP 6 sempat berhamburan keluar gedung dan menyelamatkan diri hingga ke jalanan di sepanjang Jalan Tunjungan Surabaya.

Sebagian besar pengunjung memilih untuk berkumpul di tempat evakuasi atau di depan pintu masuk utama yang disediakan pengelola mall, sebagian lain duduk di pinggir jalan.

Dan sebagian lainnya memilih pulang menggunakan taksi dan ojek online. Pihak manajemen TP juga menutup semua gerai, toko, hingga pintu masuk pusat perbelanjaan tersebut.

Infografis Journal Minimnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Gempa Bumi di Indonesia
Minimnya Kewaspadaan Terhadap Bencana Gempa Bumi di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya