Liputan6.com, Malang - Gading Pengestu Anjar Pramesti (20) dan Kidung Pangestu Anjar Pramesti (20), dua anak kembar asal Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang, dinyatakan lolos seleksi penerimaan Bintara Polri 2024.
Kedua dara kembar tersebut adalah anak pasangan Ahmad Rois Maulana dan Erni Ambarwati. Ahmad Rois berprofesi sebagai tukang pijat keliling di Desa Wandanpuro, Kecamatan Bululawang, sementara Erni adalah ibu rumah tangga.
Ahmad Rois Maulana mengaku bangga dengan prestasi dua anaknya tersebut. Ia menekankan bahwa kejujuran selalu ia tanamkan dalam mendidik anak-anaknya.
Advertisement
Rois juga menampik isu-isu yang menyebutkan bahwa mengikuti seleksi penerimaan Polri membutuhkan biaya besar. Menurutnya, seleksi penerimaan Polri saat ini sudah sangat terbuka, transparan, dan diawasi oleh berbagai pihak.
“Isu yang ada di luar, saya sampaikan demi Allah nol persen berupa apapun dan sepeserpun tidak ada. Si kembar bisa lolos tanpa uang sepeser pun,” tegas Ahmad Rois, Kamis (11/7/2024), dikutip dari humas polres malang.
Ia mengungkapkan bahwa keberhasilan anak-anaknya merupakan hasil dari latihan dan seleksi yang ketat. Ahmad Rois berharap prestasi yang diraih Gading dan Kidung dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya untuk berjuang meraih cita-cita tanpa harus terjebak pada praktik-praktik yang tidak jujur.
Keberhasilan Gading dan Kidung ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bahwa prinsip BETAH yang diterapkan Polri benar-benar berjalan dan mampu mencetak generasi Bhayangkara yang berintegritas tinggi.
Kasihumas Polres Malang Ipda Dicka Ermantara, lolosnya dua anak kembar tersebut mematahkan rumor bahwa untuk menjadi anggota kepolisian diperlukan biaya yang besar.
“Betul ada dua anak kembar peserta seleksi Bintara Polri asal Kabupaten Malang yang dinyatakan lolos dan terpilih mengikuti pendidikan pembentukan anggota Polri,” kata Ipda Dicka.
Unggul dalam Akademik
Dicka menjelaskan, Gading dan Kidung dikenal sebagai calon siswa yang berprestasi dengan nilai tinggi dalam seleksi. Selain unggul dalam akademik di SMK Nasional Malang, keduanya juga aktif dalam olahraga voli yang digemari.
Ipda Dicka menekankan bahwa Polri mencari bibit terbaik dengan ideologi sebagai pelindung dan pengayom yang sejati.
“Para pendaftar harus memiliki jiwa Bhayangkara yang kuat dan motivasi yang benar,” tambahnya.
Advertisement