Nasib Ahok di Pilkada Jakarta 2024 Ditentukan Megawati

Hasto Kristiyanto mengatakan, PDIP terus mencari figur-figur terbaik untuk dicalonkan di Pilkada Serentak 2024. Ada beberapa nama yang masih dikaji baik itu untuk Pilgub Jakarta, Pilgub Jawa Tengah, Pilgub Jabar, Pilgub Banten, Pilgub Bali.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 24 Jul 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 09:57 WIB
Ahok Usai Mengghadiri Acara HUT PDIP
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku mau ikut mengkampanyekan Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Namun dia terganjal aturan karena saat ini tercatat sebagai Komut PT Pertamina. (Merdeka.com/Nur Habibie)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap peluang Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada Jakarta 2024. Menurutnya, Ahok kini tengah fokus memberikan pendidikan bagi kader-kader PDIP terkait perekonomian.

“Sekarang beliau ketua DPP bidang perekonomian, sehingga dari pengalamannya sebagai gubernur, wagub tentu saja diperlukan untuk mendidik kader-kader partai. apakah pak Ahok akan dicalonkan di DKI atau daerah lain, nanti Bu Mega yang akan mengambil keputusan,” kata dia, Selasa 23 Juli 2024.

Sebelumnya, pada Minggu 20 Juli Hasto Kristiyanto mengatakan, PDIP terus mencari figur-figur terbaik untuk dicalonkan di Pilkada Serentak 2024. Ada beberapa nama yang masih dikaji baik itu untuk Pilgub J akarta, Pilgub Jawa Tengah, Pilgub Jabar, Pilgub Banten, Pilgub Bali.

Hasto menyebut, ada pula nama baru seperti Bivitri Susanti yang digaungkan oleh kalangan civil society.

"Mbak Bivitri ada juga yang mengusungnya. Mbak Bivitri ini ketika menyandingkan film dirty vito itu di Jakarta itu yang nonton hampir 8 juta orang, itu bagian dari dinamika yang menyehatkan demokrasi," ucap dia.

Hasto mengatakan, di Jawa Timur dan Jawa Tengah pun demikian. Karena itu, PDIP terus membuka suatu ruang bagi hadirnya calon-calon pemimpin tersebut, berdasarkan suara arus bawah partai.

“Muncul juga nama Mas Pramono Anung. Di Jawa Timur muncul nama ibu Tri Rismaharini, di Jawa Tengah muncul nama Pak Andika, ada Pak Hendi, ada yang mengatakan pak Andika juga cocok di Jakarta. Ini semua masih dicermati oleh PDIP,” ujar Hasto Kristiyanto.

Sementara itu untuk Pilgub Jabar. Hasto menyebut, telah menjalin komunikasi dengan Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Bima Arya, dan Ono Surono.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rano Karno Masuk Radar Pilkada Banten

Megawati Soekarnoputri melantik pengurus baru PDIP. Ada Ganjar Pranomo hingga Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Jumat (5/7/2024).
Megawati Soekarnoputri melantik pengurus baru PDIP. Ada Ganjar Pranomo hingga Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Jumat (5/7/2024). (Merdeka.com/ Alma Fikhasari).

“Sudah ada komunikasi termasuk dengan Pak Ridwan Kamil, kemudian Pak Dedi Mulyadi, Pak Bima Arya, kemudian dari kami ada Pak Ono Surono ya semua sudah melakukan komunikasi politik. Lagi-lagi di Jawa Barat kami juga fokus terlebih dahulu di tingkat kabupaten kota untuk kami selesaikan. Praktis di sana yang belum kami putuskan tinggal di sekitar lima kabupaten/kota,” urai Hasto.

Sedangkan, di Banten, Hasto mengaku bahwa ada aspirasi internal partai mengajukan nama Rano Karno dan Ade Sumardi.

“Ya Banten muncul nama dari internal PDIP ada Pak Rano Karno, ada Pak Ade Sumardi. Komunikasi dengan Partai Golkar, termasuk dengan Ibu Airin sudah dilakukan bahkan dipimpin oleh Bapak Ahmad Basarah,” ucso dia.


PKB Sulit Usung Ahok

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid berbicara soal Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dipingit
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid berbicara soal Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dipingit. (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai, sulit partai lain untuk mengusung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada Jakarta.

"Yang jelas dinamika di DKI masih terus berlangsung, tapi PKB, DPW PKB DKI sudah mengusulkan Pak Anies, bahwa kemudian ada nama lain seperti Pak Ahok mungkin sulit ya partai yang akan mengusung Pak Ahok," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7).

"(Sulitnya) kan sudah pernah, kalau sekarang kan eranya Pak Anies, dan survei juga tinggal nanti menunggu konstalasi akhir. Karena DKI ini pasti dipengaruhi oleh konstalasi politik nasional," sambungnya.

Ia menjelaskan, Jakarta kedepannya akan berhubungan dengan rezim Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto.

"Salah satunya itu (berhubungan dengan rezim Pak Prabowo) tapi yang jelas partai-partai lain di DKI ini masih belum terlihat koalisinya, tidak ada satupun koalisi yang terbentuk di DKI. Tapi ada sosok yang hampir sulit dikalahkan yaitu Pak Anies Baswedan," pungkasnya.


Tahapan Pilkada

Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
  • 27 Februari-16 November 2024: pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilihan;
  • 24 April-31 Mei 2024: penyerahan daftar penduduk potensial pemilih;
  • 5 Mei-19 Agustus 2024: pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon perseorangan;
  • 31 Mei-23 September 2024: pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih;
  • 24-26 Agustus 2024: pengumuman pendaftaran pasangan calon;
  • 27-29 Agustus 2024: pendaftaran pasangan calon;
  • 27 Agustus-21 September 2024: penelitian persyaratan calon;
  • 22 September 2024: penetapan pasangan calon;
  • 25 September-23 November 2024: pelaksanaan kampanye;
  • 27 November 2024: pelaksanaan pemungutan suara;
  • 27 November-16 Desember 2024: penghitungan suara dan rekapitulasi hasil
Infografis Bursa Kandidat dan Prediksi Koalisi Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bursa Kandidat dan Prediksi Koalisi Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya