Rano Karno Berharap Anies Jadi Ketua Tim Pemenangan di Pilkada Jakarta

Bakal calon wakil gubernur Jakarta, Rano Karno, tidak menampik bahwa Anies Baswedan santer dikabarkan bakal masuk ke dalam tim pemenangannya bersama calon gubernur Jakarta Pramono Anung. Anies disebut-sebut akan didapuk sebagai ketua tim pemenangan Pramono-Rano.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 01 Sep 2024, 12:15 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2024, 12:15 WIB
Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno menyambangi kawasan car free day di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta, Minggu (1/9/2024). (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)
Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno menyambangi kawasan car free day di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta, Minggu (1/9/2024). (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta Bakal calon wakil gubernur Jakarta, Rano Karno, tidak menampik bahwa Anies Baswedan santer dikabarkan bakal masuk ke dalam tim pemenangannya bersama calon gubernur Jakarta Pramono Anung. Anies Baswedan disebut-sebut akan didapuk sebagai ketua tim pemenangan Pramono-Rano.

Meski demikian, hal itu masih dalam tahap pembicaraan. Rano Karno mengaku masih menunggu kesediaan Anies untuk bergabung menjadi bagian dari tim pemenangannya di Pilkada Jakarta 2024.

"Kalau beliau bersedia, luar biasa. Karena itulah tadi, pembangunan bekesinambungan terus transisi," ujar Rano Karno usai bertemu Anies di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (1/9/2024).

Bersama Pramono, Rano Karno mengaku sudah memiliki visi misi untuk Jakarta 2025-2030. Hal itu disesuaikan dengan APBN DKI Jakarta yang sudah diketuk dan sudah disetujui DPRD. Artinya, prioritas pembangunan sudah harus ada arah yang jelas.

"Jadi setelah (kepemimpinan) Mas Anies nanti dibawa ke mana Jakarta? Juga setelah Pak Heru (pj gubernur) bagaimana. Terkait climate change, cacar monyet, antisipasinya seperti apa? misalnya begitu," kata Rano.

Sebelumnya, Rano sempat mengatakan ketua tim pemenangan Pramono-Rano akan dijabat oleh seorang nonkader partai politik. Publik menduga sosok tersebut adalah Anies Baswedan.

Dikonfirmasi terpisah, Anies mengaku belum mau bicara banyak soal politik. Dia mengatakan ingin bersantai sejenak.

"Sekarang ini santai dulu lah, apalagi ini hari Minggu," ujar Anies di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Minggu (1/9/2024).

Baca juga: Sekjen PDIP Ungkap Pihak yang Gagalkan Anies Maju Pilkada 2024

PDIP Berharap Anies Jadi Timses Pramono-Rano di Pilkada Jakarta 2024

Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) DKI, Adi Wijaya memberi isyarat partainya akan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) DKI Adi Wijaya memberi isyarat partainya akan mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024. (Lizsa Egeham).

PDI Perjuangan resmi mengusung Pramono Anung-Rano Karno sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta di Pilkada 2024. Anies Baswedan yang sebelumnya digadang-gadang bakal diusung PDIP di Pilkada Jakarta 2024, urung.

Namun, PDIP secara terbuka berharap Anies Baswedan dapat menjadi bagian dari tim sukses alias timses pemenangan Pramono-Rano di Pilkada Jakarta 2024.

Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus mengatakan, pihaknya berharap Anies Baswedan dapat bergabung sebagai tim sukses (timses) Pramono-Rano di Pilkada Jakarta 2024.

"Ya kita berharap seperti itu (mendukung Pramono-Rano). Kita berharap Pak Anies mau menjadi bagian dari tim ini. Bukan hanya memenangkan gubernur, tapi menyelesaikan persoalan-persoalan ketegangan-ketegangan akibat Pilgub 2018 itu," ujar Deddy di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2024).

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan batalnya PDIP mengusung Anies Baswedan di Pilkada 2024 bukan karena penolakan internal. Menurut Hasto, antara PDIP dengan Anies Baswedan sudah ada kesepahaman yang dibangun.

"Bukan bukan dari penolakan internal, karena kesepahaman itu sudah dibangun. Bahkan satu setengah jam kami juga menjelaskan pemikiran-pemikiran Bung Karno dan Ibu Megawati Sukarnoputri dari aspek geopolitik," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Jumat dini hari (30/8/2024).

"Juga perhatian terhadap umat Islam, sampai Bung Karno mendapat gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam dalam konferensi Islam Asia Afrika," tambahnya.

Ketua PDIP Jabar: Mulyono Enggak Usah Cawe-cawe Lagi di Pilkada

Ono Surono
Tangkapan layar siaran langsung kanal YouTube KPU Jawa Barat saat konferensi pers Ono Surono di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat malam, 30 Agustus 2024. (Liputan6.com).

PDI Perjuangan sempat hampir dipastikan bakal mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Barat (Jabar).

Namun, upaya mereka gagal di momen krusial karena campur tangan pihak luar dan semua tiba-tiba berubah pada malam hari. Dia menegaskan, semua upaya yang sudah dilakukan diganggu oleh pihak luar dengan melakukan penjegalan.

Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono, mengatakan Anies Baswedan memenuhi semua unsur kriteria untuk memimpin Jawa Barat.

Kapasitas dan pengalaman memimpin wilayah DKI Jakarta, bisa diterapkan di wilayah Jabar. Komunikasi di antara kedua belah pihak sudah intens sejak Rabu, 28 Agustus hingga Kamis, 29 Agustus 2024. Pembahasan pengurus partai di tingkat pusat juga sudah positif. 

Pengurus PDIP di Jabar bahkan sudah diminta untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan keperluan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar. Namun, semua tiba-tiba berubah pada malam hari. Dia menegaskan, semua upaya yang sudah dilakukan diganggu oleh pihak luar.

"Kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDI Perjuangan. Kekuatan-kekuatan yang sangat besar itu pada akhirnya membuat Pak Anies tidak jadi diusung oleh PDI Perjuangan," kata Ono di kantor KPU Jabar, Jumat dini hari (30/8/2024).

"Kami di Jawa Barat tentunya sangat mempunyai keinginan Pak Anies diusung di Jawa Barat. Kami menilai bahwa yang sudah mengerucut pada akhirnya bubar itu karena ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jabar," dia melanjutkan.

Mengenai bentuk penjegalan upaya pencalonan Anies, Ono mengaku tidak bisa mengungkapnya secara detail. Hanya saja, ia memberikan petunjuk siapa dalang dari dinamika yang terjadi.

"Mulyono dan geng. Tulis saja Mulyono," tegas dia.

"Mulyono enggak usah cawe-cawe lagi lah di pilkada. Biarkan rakyat mempunyai pilihan sesuai hati nuraninya. hingga terpilih pemimpin terbaik untuk Indonesia," ucap Ono. 

Diketahui, pembahasan soal Mulyono ramai di media sosial. Sejumlah pihak menyebut sosok Mulyono mengacu pada Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Hal itu  merujuk pada buku berjudul "Jokowi Menuju Cahaya" Karya Alberthiene Endah yang terbit pada tahun 2018. Dalam buku itu tertulis bahwa Mulyono adalah nama yang diberikan oleh orang tua saat Joko Widodo masih kecil. 

Namun, karena saat kecil sering sakit-sakitan, nama Mulyono berganti dengan Joko Widodo.

Infografis Curhat PDIP Ditinggal Jokowi dan Keluarga
Infografis Curhat PDIP Ditinggal Jokowi dan Keluarga (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya