Jawa Barat Jadi Primadona Investor Asing
Provinsi Jawa Barat masih menjadi primadona para investor, khususnya dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA). Pada kuartal III 2016, Jawa Barat menempati urutan pertama lokasi yang disasar untuk investasi dengan nilai sebesar US$ 1,6 miliar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M. Azhar Lubis.
"Jawa Barat US$ 1,6 miliar," kata dia di Kantor Pusat BKPM Jakarta, Kamis (27/10/2016)
Dia mengatakan setelah itu disusul Jawa Timur dengan nilai investasi sebanyak US$ 0,6 miliar, Jakarta US$ 0,6 miliar, Banten US$ 0,6 miliar, dan Kalimantan Timur US$ 0,6 miliar.
Kemudian, investasi dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbesar berada di Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 14 triliun. Lalu disusul Jawa Barat Rp 7,4 triliun, Banten Rp 7 triliun, Jakarta Rp 3,8 triliun, dan Sumatera Selatan Rp 3,6 triliun.
Patut diketahui bahwa realisasi investasi selama kuartal III 2016 tercatat sebesar Rp 155,3 triliun. Raihan tersebut naik 10,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 140,3 triliun.
Jika dirinci, investasi dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada kuartal III 2016 sebesar Rp 55,6 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 99,7 triliun.
Dia mengatakan kenaikan tersebut tak terlepas dari upaya pemerintah memperbaiki iklim investasi.
"Kita ketahui bersama, kita semakin optimistis kegiatan investasi meningkat. Telah diumumkan kemudahan bisnis (ranking) 91," kata dia.
Investor Asing Paling Banyak Tanam Modal di Jawa Barat
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan Jawa Barat menjadi wilayah paling banyak terdapat Penanaman Modal Asing (PMA), dengan realisasi mencapai US$ 1,5 miliar.
Deputi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menuturkan dari total investasi PMA sebesar Rp 97 triliun pada kuartal I 2017, terdapat lima provinsi paling besar ditanami modal asing, yaitu Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua, Jawa Tengah dan Banten.
"Lima wilayah tersebut terdapat PMA terbesar selama triwulan I 2017," kata Azhar, di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Azhar menuturkan, PMA terbesar terdapat di Jawa Barat sebesar US$ 1,5 miliar dengan 651 proyek. Kedua, DKI Jakarta dengan nilai investasi US$ 934,74 juta dengan 1.378 proyek.
Berikutnya adalah Papua, dengan nilai investasi sebesar US$ 589,76 juta atas 57 proyek. Selain itu, Jawa Tengah dengan nilai investasi sebesar US$ 518,92 juta atas 168 proyek dan Banten dengan nilai investasi US$ 515,20 juta atas 368 proyek.
"Kalau kami gabungkan, PMA maka provinsi Jawa Barat yang diminati paling besar," ucap Azhar.
Untuk sektor usaha yang paling diminati PMA adalah, pertambangan dengan nilai investasi US$ 1,2 miliar, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sebesar US$ 0,8 miliar.
Berikutnya adalah sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar US$ 0,8 miliar, listrik,gas dan air sebesar US$ 0,7 miliar, industri alat angkut dan transportasi lainya sebesar US$ 0,5 miliar.
"Jika seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 3,2 miliar atau 44,3 persen dari total PMA," tutur Azhar.
Berita Terbaru
Harga Kripto Hari Ini 22 November 2024: Bitcoin Cs Kompak Menguat
Cuaca Besok Sabtu 23 November 2024: Jakarta Pagi Hari Seluruhnya Berawan Tebal
Ubahan Honda Scoopy Baru Curi Perhatian Komunitas Modifikasi
Densus Tangkap 8 Terduga Teroris di Sumatera Barat
Alat Musik Perkusi Adalah Instrumen yang Menghasilkan Bunyi Melalui Pukulan
Forum Ulama Habaib Jakarta Deklarasikan Dukungan untuk Pramono Anung
5 Cedera yang Dialami Pemain Sepak Bola dan Harus Diwaspadai
Hesti Purwadinata Ungkap Beri Nama Anak Terinspirasi dari Pemain Bola dan Merek Ban Mobil
Legenda Chelsea Sentil Keputusan Transfer Manchester United dan Ten Hag
Bacaan Lengkap Doa Setelah Sholat Sendiri yang Sesuai Sunnah
Potret Penthouse Baru Neymar di Dubai, Super Mewah Seharga Rp 861 Miliar
Pasar Asia-Pasifik Menguat di Tengah Kenaikan Wall Street, Fokus pada Data Inflasi Jepang