Liputan6.com, Jakarta - Penanaman Modal Asing (PMA) mendominasi realisasi investasi selama kuartal I 2021. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat PMA mencapai Rp 111,7 triliun dari total investasi yang mengalir sebesar Rp Rp 219,7 triliun, dan sebagian besar berasal dari Singapura.
Porsi PMA tersebut dinilai menunjukkan semakin besarnya kepercayaan dunia kepada Indonesia.
"Ini menunjukkan bahwa kepercayaan dunia kepada indonesia, dan aktivitas PMA kita sudah mulai normal dan mulai jalan. Sudah mulai beradaptasi terhadap perkembangan pandemi yang melanda dunia dan Indonesia," ungkap Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers pada Senin (26/4/2021).
Advertisement
Bahlil mengatakan, PMA tumbuh 0,6 persen QoQ dan tumbuh 14 persen yoy. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 108 triliun, dengan pertumbuhan 4,2 persen QoQ atau turun 4,2 persen secara tahunan yoy.
Berdasarkan negara asal PMA, Singapura masih tetap mendominasi dengan total investasi pada kuartal I 2021 sebesar USD 2,6 juta. Peringkat lima besar lain ditempati oleh Tiongkok dengan nilai investasi USD 1 juta, Korea Selatan USD 0,9 juta, Hong Kong USD 0,9 juta, dan USD 0,5 juta.
"Singapura belum tergoyahkan dalam sejarah, karena menjadi hub bagi beberapa negara lain," tutur Bahlil.
Peringkat Korsel ini tidak lepas dari pembangunan pabrik mobil listrik perusahaan asal negara tersebut, Hyundai. Mobil listrik tersebut diprediksi akan diproduksi pada Maret atau April 2022.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Komposisi Jawa dan Luar Jawa
Dari total realisasi investasi sepanjang kuartal I 2021, sebagian besar di luar Pulau Jawa yakni Rp 114,4 triliun atau 52,1 persen. Sedangkan di Pulau Jawa sebesar Rp 105,3 triliun atau 47,9 persen.
Untuk PMA, paling banyak di Jawa Barat sebesar Rp 21, 1 triliun. Kemudian DKI Jakarta Rp 14, 7 triliun, Sulawesi Tengah Rp 8,4 triliun, Riau Rp 8,1 triliun, dan Sulawesi Tenggara Rp 8 triliun.
Sementara untuk PMDN, Jawa Barat juga mendominasi dengan porsi investasi Rp 16 triliun. Peringkat lima besar lain yaitu Jawa Timur Rp 10 triliun, DKI Jakarta Rp 8,7 triliun, Jawa Tengah Rp 8,4 triliun, dan Banten Rp 7 triliun.
Advertisement