Jarang Ada Demo, Jawa Tengah Jadi Favorit Investasi

Jawa Tengah menjadi incaran penanam modal yang bergerak di sektor perindustrian.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Agu 2016, 17:19 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2016, 17:19 WIB
Ilustrasi kawasan Industri
Ilustrasi kawasan industri

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Tengah menjadi incaran penanam modal yang bergerak di sektor perindustrian. Ada dua alasan utama yang menarik pra investor, pertama karena upah buruhnya murah dan jarang berunjuk rasa alias demonstrasi.

Managing Director Nielsen Agus Nurudin mengatakan, ‎Upah Minimum Regional (UMR) di Jawa Tengah terbilang lebih rendah dari DKI Jakarta, karena itu membuat penanam modal memindahkan lokasi pabriknya. Tak terkecuali untuk investor yang baru menanamkan modalnya di Indonesia.

"Masalah UMR pengaruh sekali Central Java diincar manufaktur," kata Agus, di Kantor Nielsen, Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Agus mengungkapkan, hal tersebut disebabkan oleh kenyamanan dalam menjalankan kegiatan usaha, sehingga membuat investor lebih tertarik membangun industri di Jawa Tengah.

"Jadi regionalisasi (perwilayahan) juga berpengaruh. Daerah ini yang berpengaruh," ungkap Agus.

‎Agus melanjutkan, kenyamanan tersebut berasal dari murahnya UMR pekerja di Jawa Tengah dan buruh di Jawa Tengah tidak mudah terpancing aksi demonstrasi seperti di Jakarta.

"Sekarang UMR Jawa Tengah Rp 1,7 juta, Jakarta Rp 3 juta protes. Jateng dilebihin dikasih Rp 1,9 juta nggak ada mogok tenang-tenang, rajin-rajin," tutup Agus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya