Liputan6.com, Jakarta - Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang baru. Berbagai harapan digantungkan rakyat kepada pasangan yang berhasil memenangkan proses pemilihan presiden langsung (Pilpres) tahun 2014.
Industri teknologi termasuk dalam pihak yang menggantungkan harapan besar kepada pemerintahan era pasangan yang populer sebagai Jokowi-JK tersebut. Di masa kampanyenya, mereka selalu menyebutkan impelementasi teknologi terkini di lembaga pemerintahan jadi fokus utama kepemimpinannya.
Optimisme pasar kepada pemerintahan Jokowi-JK terlihat dari nilai tukar rupiah yang menguat pada hari pergantian tampuk kepemimpinan negara dari Susilo Bambang Yudhoyono - Boediono kepada Jokowi - JK tanggal 20 Oktober, kemarin.
Teguh Prasetya, pengamat teknologi menyebutkan optimisme pasar merupakan salah satu yang harus dijaga Jokowi-JK dalam menjalankan pemerintahan. Berbagai janji yang diungkapkan pasangan itu menjadi harapan bagi sebagian besar yang harus diwujudkan secara nyata.
"Optimisme pasar itu kan buktinya dukungan pasar sudah didapatkan Jokowi-JK. Tapi itu juga harus dilihat sebagai tanggungjawab yang harus dipenuhi oleh mereka sewaktu menjalankan roda pemerintahanya," ungkap Teguh saat dihubungi melalui saluran telepon.
Peluang bisnis dan investasi yang akan lebih mudah melalui e-government sebagai wujud konkrit dari hasil integrasi teknologi dan pemerintahan. Bila ingin mewujudkan e-government sebenarnya, menurut Teguh, Jokowi harus melakukan pemetaan secara menyeluruh pada proyek implementasi teknologi yang kian dianggap penting di Indonesia.
"Berbagai elektronisasi dan digitalisasi layanan publik dan pemerintah itu jadi janji yang harus ditunaikan sama pemerintahan Jokowi-JK. Tapi kita kan harus lihat juga seberapa serius rencana implementasi teknologi yang ingin mereka jalankan," ungkap Teguh.
Berikutnya
Kemudian, Teguh menyatakan bahwa setelah pemetaan implementasi dibuat, pembangunan infrastruktur menjadi langkah berikutnya yang harus dilakukan untuk memperlihatkan indikator keseriusan Jokowi-JK dalam menerapkan teknologi di pemerintahannya.
"Kalau infrastruktur yang dibangun bukan ke arah teknologi ya berarti aspek lain yang sedang dibangun. Tapi sebenarnya teknologi itu sudah jadi bagian penting yang harus dibangun di semua kementerian yang sedang berlangsung agar lebih optimal kinerjanya," papar Teguh.
Lebih lanjut, Teguh menilai Jokowi merupakan sosok yang terbiasa menjalankan berbagai aspek pemerintahan yang tidak berjalan menjadi lebih optimal. Dirinya berharap bahwa pria asal Solo itu akan melakukan hal yang serupa di Indonesia.
"Jokowi itu biasanya menjalankan bagian yang tidak berjalan secara optimal di pemerintahan sebelumnya seperti MRT dan penataan kota semasa ia jadi Gubernur DKI. Isu penerapan teknologi di pemerintahan juga bukan isu baru di Indonesia hanya kurang berjalan, semoga nanti bakalan lebih diperhatikan sama beliau dan skalanya nasional," tandas Teguh.
Advertisement