PM Inggris dan Presiden Obama Bahas Pertahanan Cyber

Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, dikabarkan menemui Presiden Barack Obama untuk membahas serangan dunia maya.

oleh Denny Mahardy diperbarui 14 Jan 2015, 10:41 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2015, 10:41 WIB
PM Inggris
PM Inggris David Cameron (Columnist.org.uk)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, dikabarkan menemui Presiden Barack Obama untuk membahas serangan dunia maya. Inisiatif itu muncul pasca serangan yang terjadi di Paris, Perancis.

Kedua pemimpin negara tersebut disinyalir akan membahas kekejaman serangan yang diarahkan ke media Charlie Hebdo di Perancis. Selain itu, mereka juga akan membahas kampanye militer terhadap jihad di Irak dan Suriah.

Pertemuan itu dikonfirmasi oleh juru bicara Gedung Putih. Ia menyatakan kedua kepala pemerintahan itu menggelar 'makan malam bisnis' untuk membahas aneka isu internasional dan dilanjutkan dengan diskusi di Oval Office.

"Inggris adalah teman dekat dan sekutu kuat. Presiden berharap untuk memulai tahun baru dengan bekerja bersama Perdana Menteri Cameron pada isu-isu ini dan menegaskan kembali hubungan khusus abadi antara Amerika Serikat dan Inggris," kata juru bicara Inggris seperti dilansir Telegraph.

Adapun fokus utama pertemuan di Oval Office itu adalah untuk membicarakan ancaman cyber yang meningkat drastis. Serangan yang ditujukan kepada Sony yang diduga dilakukan Korea Utara menunjukkan pelaku penyerangan cyber berprofil tinggi.

Cameron akan berupaya mencapai kesepakatan kerjasama untuk membela Inggris dan Amerika Serikat terhadap serangan negara-negara nakal dan penjahat. Diskusi juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mengembangkan senjata cyber agar bisa melakukan serangan balik.

Pertemuan itu juga akan membahas dan merilis laporan intelijen Inggris yang menetapkan skala ancaman keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya maupun ancaman keamanan cyber pada kelas bisnis di Negara Ratu Elizabeth.

The Government Communciations Headquarters (GCHQ) selaku lembaga intelijen Inggris sudah memberikan saran untuk melindungi diri dari mata-mata yang bertindak atas nama negara asing, saingan komersial dan geng-geng kriminal yang telah menyebabkan kerugian jutaan poundsterling dan kekacauan.

Dalam laporannya, GCHQ juga disebutkan mendesak perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih besar guna melindungi diri dari serangan cyber. 

(den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya