Liputan6.com, Jakarta - Bill Gurley, seorang investor kenamaan di lingkungan industri teknologi Silicon Valley mengatakan pesimis dengan pengembangan mobil pintar tanpa pengemudi (driverless). Sejauh ini Google diketahui yang paling serius dan konsisten mengembangkan teknologi mobil tanpa kemudi.
Menurut Gurley, teknologi yang disematkan pada sebuah perangkat kategori otomotif akan selalu rumit. Hal ini disebabkan karena dunia otomotif erat hubungannya dengan keselamatan manusia.
Jika terjadi sedikit saja kesalahan pada teknologi mobil tanpa kemudi, taruhannya adalah nyawa manusia. Dan Gurley yakin human erorr atau kesalahan manusia masih akan lebih dimaafkan dibandingkan dengan kesalahan teknologi otonom.
"Kita berbicara soal mesin seberat tiga ton yang bergerak dalam kecepatan tinggi di luar sana. Bila terjadi kesalahan (dengan mobil tanpa kemudi), kita berbicara bukan sekedar kecelakaan atau bencana, melainkan tragedi. Saya pikir kita masih jauh dari era itu (mobil tanpa kemudi)," papar Gurley seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Selasa (17/3/2015).
Secanggih apapun dunia kita sekarang ini, jelas Gurley, manusia masih lebih percaya kepada sesama manusia. Alasan itu pula yang mungkin mendorongnya menanamkan investasi cukup besar di Uber, perusahaan taksi sosial berbasis aplikasi.
"Sopir Uber adalah sopir profesional yang bekerja dengan tubuh, pikiran, dan hati mereka," kata Gurley.
(dhi/isk)