Setelah Pluto, Kini NASA Incar Uranus dan Neptunus

NASA tengah mendesain pesawat antariksa yang akan diluncurkan untuk menjalankan misi ekspedisi planet Uranus dan Neptunus.

oleh Jeko I. R. diperbarui 01 Sep 2015, 20:05 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2015, 20:05 WIB
Setelah Pluto, NASA Luncurkan Misi Ekspedisi Uranus dan Neptunus
NASA dikabarkan tengah mendesai pesawat antariksa yang nantinya akan diluncurkan untuk menjalankan misi ekspedisi planet Uranus dan Neptunus

Liputan6.com, California - Pasca sukses melintasi orbit terdekat Pluto, The National Aeronautics and Space Administration (NASA) telah menetapkan target misi ekspedisi berikutnya, yakni planet Uranus dan Neptunus.

Meskipun masih dalam tahap awal, namun NASA kabarnya sedang dalam proses persiapan fase pertama desain pesawat antariksa untuk misi menuju dua planet 'sejoli' tersebut. 

Seperti yang dilansir laman Tech Times, Selasa (1/9/2015), NASA tengah melakukan penelitian di Jet Propulsion laboratory (JPL) untuk merancang pesawat antariksa Uranus dan Neptunus-nya. Diperkirakan, pesawat tersebut akan siap meluncur pada akhir 2020-an, atau paling lambat pada awal 2030-an.

Salah satu kendala utama proses pembuatan pesawat antarikasa anyar ini adalah besarnya dana penelitian dan pengembangan, yang diprediksi bisa mencapai angka US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun. Dibanding misi-misi NASA sebelumnya seperti Discovery atau New Frontier, misi ekspedisi Uranus dan Neptunus ini justru memakan biaya yang lebih besar.

"Yang menjadi persoalan besar bagi kami agar dapat menjalankan misi ke Neptunus dan Uranus ini adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan," terang Jim Green, kepala divisi Planetary Science NASA pada sebuah gelaran yang dihadiri oleh lembaga-lembaga sains NASA pekan lalu.

Rencana NASA menerbangkan pesawat antariksa untuk mempelajari secara mendalam planet Uranus dan Neptunus sejatinya sudah direncanakan sejak 26 tahun yang lalu. Namun, hal tersebut baru bisa direalisasikan sekarang karena NASA terbentur banyak masalah dan menantikan dukungan pendanaan yang besar.

Selain persoalan dana, misi ekspedisi menuju duet planet es tersebut juga terhalang persoalan persediaan Plutonium yang menjadi bahan bakar baku pesawat antariksa.  "Penerbangan ke Uranus dan Neptunus akan bergantung ke alat baterai nuklir yang akan ditenagai plutonium," jelas Green.

Sampai saat ini, para ilmuwan hanya bisa berspekulasi bahwa Uranus dan Neptunus terdiri dari bebatuan, es, dan ammonia (kumpulan hidrogen dan nitrogen). Sehingga kedua planet ini mendapat julukan planet 'es raksasa'. Jarak kedua planet ini pun berdekatan sehingga juga mendapatkan julukan planet 'kekasih' atau planet kembar.

(jek/dhi)

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya