NASA Temukan Air di Mars, Apakah Planet Ini Layak Huni?

Setelah serangkaian proyek dan penelitiannya, para ilmuwan NASA telah menemukan bukti terkuat tentang keberadaan air di Mars.

oleh M Hidayat diperbarui 29 Sep 2015, 20:03 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 20:03 WIB
Air di Mars.
Air di Mars. Foto: NASA

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan NASA telah menemukan bukti terkuat tentang keberadaan air mengalir di Mars. Instrumen pencitraan milik NASA, Mars Reconnaissance Orbiter, mengidentifikasi bukti mineral terhidrasi yang disebut perklorat, yang telah membentuk garis-garis di lereng di permukaan Mars. 

"Hal yang paling menarik tentang pengumuman ini adalah bahwa kehidupan di Mars memang memungkinkan," kata salah seorang perwakilan NASA, John Grunsfeld pada konferensi pers, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (29/09/2015). 

Beberapa perklorat dapat menjaga air dari pembekuan, bahkan pada suhu sedingin -94 derajat Fahrenheit. Perklorat itu membentuk garis-garis di lereng Mars selama musim hangat planet ketika suhu naik di atas -10 derajat Fahrenheit. Garis-garis itu disebut recurring slope lineae (RSL), yang kemudian menghilang selama musim dingin.

"Sesuatu menghidrasi garam-garam ini, dan tampaknya berubah menjadi garis-garis tersebut, yang datang dan pergi sesuai dengan musim," ungkap Lujendra Ojha, salah seorang peneliti pada proyek tersebut dalam sebuah pernyataan.

Ini berarti, lanjut Ojha, air di Mars adalah asin, bukan murni. Hal ini masuk akal karena garam menurunkan titik beku air. Bahkan jika RSL sedikit di bawah tanah, di mana suhunya lebih dingin dari suhu permukaan, garam akan menjaga air dalam bentuk cair dan memungkinkan untuk mengalir menuruni lereng Mars.

Dalam banyak hal Mars mirip dengan Bumi, kata direktur ilmu planet NASA, Jim Green. Planet tersebut memiliki suasana yang luas, dan sebagian ditutupi setidaknya oleh satu samudra besar. Samudra itu kehilangan semua air permukaan terhadap perubahan dramatis dalam iklimnya. Namun, Mars tampaknya mempertahankan beberapa hal yang menjaga kelembapan.

"Hasil penelitian kami mengarah pada kondisi di Mars yang lebih layak huni, yang diperkirakan sebelumnya," kata Mary Beth Wilhelm, salah satu penulis jurnal ilmiah pada konferensi pers NASA. Dia menambahkan bahwa para ilmuwan akan perlu mempelajari lebih banyak tentang air asin.

Kemudian, Alfred McEwen dari University of Arizona, yang juga terlibat pada penelitian ini menuturkan, "Hal ini sangat mungkin, saya pikir, bahwa ada kehidupan mikroba di suatu tempat di kerak Mars."

Wilhelm mencatat bahwa selain mendukung kehidupan Mars, air dapat menjadi sumber daya penting untuk eksplorasi manusia dan aktivitas di planet ini, dengan membuat perjalanan ke Planet Merah itu menjadi lebih mudah dan lebih murah.

Lebih lanjut, Grunsfeld mengatakan, Mars memiliki sumber daya lainnya yang dapat memungkinkan tumbuh tanaman, termasuk nitrogen dan karbon dioksida. Para calon petani bisa membangun rumah kaca di planet yang bisa tumbuh tanaman, bahkan makanan untuk penduduk. Pengumuman hari ini, tambah Grunsfeld, memberikan lebih banyak alasan untuk mengirim astrobiologis dan ilmuwan lain untuk menjawab pertanyaan, apakah ada kehidupan di planet ini.

(why/dew)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya