Liputan6.com, Jakarta - Bagi pengguna Facebook mungkin sudah tidak asing dengan kuis-kuis yang biasa diadakan di media sosial tersebut. Nah, baru-baru ini diketahui ada sebuah kuis baru di Facebook yang disebut mengancam data pribadi penggunanya.
Kuis yang dikembangkan oleh perusahaan asal Korea Selatan, Vonvon, ini dianggap berlebihan dalam mengakses data pribadi penggunanya.
Pasalnya, kuis berjudul "Kata-Kata yang Paling Sering Kamu Gunakan di Facebook Tahun 2015" ini disebut terlalu banyak meminta data pribadi dari kuis serupa di Facebook.
Data yang diakses kuis ini adalah nama, foto profil, umur, jenis kelamin, tanggal lahir, serta info publik lainnya. Selain data pribadi, kuis ini juga meminta akses pada daftar teman, seluruh post yang pernah ditulis, foto termasuk hasil tag orang lain.
Bahkan, aplikasi ini juga meminta akses IP Address, riwayat pendidikan, kampung halaman dan tempat tinggal sekarang serta jumlah like. Hal ini yang disebut jadi alasan banyak pengguna enggan mengakses kuis ini.
Padahal di lima hari pertama peluncurannya, kuis ini berhasil menarik perhatian hingga 17,5 juta pengguna. Sementara setelah isu ini berhembus, pengakses kuis ini kurang dari 300 ribu.
Baca Juga:
David Hahn selaku Presiden Vonvon pun memberikan pernyataan terkait masalah ini. Menurutnya, kuis ini membutuhkan seluruh info pengguna tersebut karena perusahaan menjalankan berbagai kuis. Dan, berharap orang-orang akan kembali ke situs mereka untuk mencoba kuis lain.
"Dengan meminta izin di awal untuk semua data pengguna yang dapat diakses, Vonvon tidak perlu lagi mengganggu pengguna dengan mengajukan hal yang sama ketika mengakses kuis lain," ungkap Hahn, seperti dikutip dari laman Time, Kamis (26/11/2015).
Hahn juga menegaskan bahwa perusahaannya tidak dapat menyimpan data-data tersebut. Ini disebakan karena Vonvon tidak dapat menyalin data pengguna ketika pengguna sudah berinteraksi dengan konten Vonvon. Pasalnya, datanya akan terus berada di server jaringan sosial.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Jeremy Gillula, Staff Technologist dari Electronic Frontier Foundation. Menurutnya, Vonvon jelas mengamankan data penggunanya. Sama seperti kuis lain, Vonvon juga dijalankan dengan peramban internet di JavaScript. Hal ini berarti data yang diurai berada di komputer pengguna, bukannya di cloud.
"Vonvon sudah melakukan usaha terbaik untuk melindungi data pengguna, mengingat keterbatasan dari API Facebook," tambah Gillula.
Untuk mengembalikan kepercayaan pengguna, Vonvon akhirnya mengubah permintaan akses ke data pribadi pengguna. Setelah perubahan, Vonvon hanya akan mengakses informasi publik pengguna, daftar teman, dan data dari timeline.
(dam/cas)
Advertisement