Asia Pasifik Dominasi Pengembangan Small Cell

Tingginya dominasi pengembangan small cell di kawasan APAC karena sebagian besar raksasa teknologi berada di kawasan tersebut.

oleh Corry Anestia diperbarui 30 Nov 2015, 10:23 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2015, 10:23 WIB
Stasiun Pemancar (BTS)
Teknisi XL sedang melakukan pemeliharan pada salah satu perangkat BTS 4G di Kota Mataram.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Asia Pasifik dan Jepang (APAC) diprediksi akan mendominasi 70 persen dari total pengembangan small cell atau stasiun pemancar (based transceiver station/BTS) mini di dunia pada 2017 dan 2018. Demikian menurut riset Rethink Research seperti dikutip Telecom Asia, Senin (30/11/2015).  

Riset ini memperkirakan Asia Pasifik menguasai pengembangan small cell hingga 2020 karena faktor skala, keragaman, dan pemimpin teknologi yang rata-rata dikuasai oleh Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok.

Sebagai tambahan, sementara adopsi BTS di Amerika Utara telah sejalan dengan pengembangan di APAC, pada 2017 bakal ada penggerak yang berinisiasi untuk menyelesaikan penggelaran teknologi itu.

Namun di saat yang sama, operator telekomunikasi Tiongkok akan tetap agresif melakukan ekspansi di mana negara-negara berkembang lainnya, seperti India dan Indonesia, baru akan mengadopsi teknologi (small cell) itu.

Rethink Research juga memprediksi 1,2 juta unit small cell yang akan dikembangkan di dunia pada 2020, tentunya APAC termasuk sebagai salah satu yang mengembangkannya.

Mulai tahun ini, akan ada pertumbuhan signifikan untuk pengembangan small cell di kawasan Afrika. Namun, pengembangan teknologi intu baru akan mengarah ke kawasan Eropa pada 2018. 

Sekadar diketahui, small cell merupakan salah satu bagian dari infrastruktur jaringan telekomunikasi. Teknologi Small cell dapat menjadi solusi akan pesatnya pertumbuhan mobile broadband. 

(Cas/Isk)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya