Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya membahas soal potensi bisnis dan efisiensi industri di era 4G, salah satu pelaku industri juga mengungkap maraknya ponsel palsu di Indonesia.
VP Technology and System Telkomsel, Ivan C Permana, menyebutkan bahwa ponsel palsu dapat membebani jaringan yang berakibat pada penurunan kualitas layanan. Hal ini menjadi salah satu concern Telkomsel saat sesi awal Indonesia LTE Conference 2016 berlangsung.
"Setahun belakangan ini, kami mengindetifikasi adanya ponsel palsu berjalan di jaringan Telkomsel. Perlu dicatat, ponsel ilegal belum tentu palsu ya," ujar Ivan ditemui usai acara, Rabu (18/5/2016).Â
Ponsel palsu yang dimaksud adalah ponsel yang tak memiliki komponen asli dan tidak diproduksi oleh vendor pemilik. Nyatanya, banyak ponsel palsu beredar di Tanah Air, seperti iPhone hingga Xiaomi.Â
Baca Juga
Ia mengungkap bahwa pihaknya mendapat laporan dari organisasi vendor handset yang menyebutkan bahwa ponsel palsu yang beredar memiliki kandungan timah yang tinggi.
Ponsel palsu akan membebani jaringan karena komponennya tidak bekerja sesuai standar. "Misalnya, ponsel diminta melakukan hal A, tapi ponsel malah melakukan hal B," jelasnya.Â
Kendati demikian, pihak Telkomsel enggan menyebut jumlah perangkat palsu yang berjalan di jaringannya.Â
Menurut Ivan, pihaknya atau pemerintah tidak bisa langsung memblokir pengguna ponsel palsu. Masyarakat perlu diedukasi atau diberikan sosialisasi agar lebih teliti dalam membeli ponsel.Â
"Kami tidak bisa main matikan saja, kan nanti mereka komplain. Apalagi handset 4G, kami tidak melakukan hal itu karena saat ini ekosistem 4G sedang dibangun," terangnya.
Senada dengan Telkomsel,Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, mengatakan pemerintah tidak bisa begitu saja mematikan atau memblokir layanan pada ponsel palsu.Â
"Ini bukan perkara blokir atau tidak. Kalau kami lakukan itu, ini akan berdampak ke revenue dan trafik operator."Â
(Cas/Isk)