Ini Alasan Kenapa Sistem Operasi Tizen Lebih Unggul

Secara teknis, Tizen menggunakan Native Code yang berjalan di prosesor tertentu, sedangkan Android menggunakan Java Byte Code.

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 12 Agu 2016, 09:28 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2016, 09:28 WIB
Tizen
ki-ka: Dua engineer Samsung R&D Institute Indonesia, Kevin Winata dan Leonardus Ardyandhita saat memberikan pengarahan dalam Night Code di Bandung. (Liputan6.com/ Muhammad Sufyan Abdurrahman)

Liputan6.com, Bandung - Sistem operasi (operating system/OS) Tizen diklaim lebih unggul, dibandingkan Android dan iOS.

Secara teknis, Tizen menggunakan Native Code, sebuah bahasa pemrograman komputer yang berjalan di prosesor tertentu. Sementara Android menggunakan Java Byte Code yang memiliki sistem garbage collector. Sistem pembersihan memori tidak terpakai ini malah kadang menghambat proses komputasi aplikasi.

Di sisi lain, dua engineer dari Samsung R&D Institute Indonesia (SRIN), Kevin Winata dan Leonardus Ardyandhita mengatakan, ketika Java Byte sudah dikompilasi maka instruksinya akan dieksekusi oleh virtual machine (mesin virtual). Sementara Native Code dieksekusi langsung oleh perangkat kerasnya, sehingga sistem berjalan cepat dan ringan.

"Java Byte Code dapat diterjemahkan oleh Java Virtual Machine, tidak langsung oleh perangkat keras. Namun harus diakui pemrograman lebih mudah sehingga proses pembuatan aplikasinya juga lebih cepat," katanya kepada Tekno Liputan6.com di sela-sela Night Code di Bandung.

Menurut Leonardus, bahasa pemrograman C merupakan aplikasi untuk membuat sistem operasi Tizen. Bahasa C sudah lama dikenal para teknisi dan memang tidak mudah dioperasikan, terutama terkait manual memory management.

Walau sulit digunakan, coding menggunakan bahasa C memiliki keuntungan dalam hal performa kelak. Sebaliknya, pemrograman Android melalui Java jelas lebih mudah namun pemrosesan tergolong lambat.

Dalam sosialisasi ke developer di Kota Kembang tersebut, Kevin dan Leonardus memberikan beberapa kiat bagaimana melakukan pemrograman dapat dilakukan dengan lebih baik. Keduanya menyarankan untuk membuat aplikasi berbasis Native Apps menggunakan C/C++ dan atau berbasis Web Apps menggunakan HTML5, CSS, serta Javascript (seperti halnya membangun halaman web biasa).

Engineer di SRIN sendiri lebih memilih pendekatan melalui Web Apps. Dengan ini, berbagai aplikasi yang masuk Tizen Store dapat segera mengejar ketertinggalannya dari Apps Store, apalagi Play Store.

Hal ini penting karena dalam waktu dekat ini Samsung akan segera merilis smartphone pertama mereka yang di dalamnya sudah terpasang Tizen Store. Bernama Z1, smartphone ini akan dibandrol dengan harga kisaran Rp1 juta.

(Msu/Ysl)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya