Bagi Pengungsi, Internet Sama Pentingnya dengan Air dan Makanan

Studi dari UNHCR mengungkap bahwa koneksi internet sama pentingnya dengan air dan makanan, bagi pengungsi.

oleh Corry Anestia diperbarui 16 Sep 2016, 08:50 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2016, 08:50 WIB
Pengungsi menggunakan internet
Pengungsi menggunakan internet. (Sumber ilustrasi: UNHCR)

Liputan6.com, Jakarta Studi dari United Nations High Commissioner Refugee (UNHCR) mengungkap bahwa bagi pengungsi, koneksi internet sama pentingnya dengan makanan, air, dan tempat berlindung.

Disebutkan, para pengungsi rela menghabiskan sepertiga dari pendapatannya agar bisa online. Bahkan sebagian pengungsi di Tansania rela menjual jatah makanan untuk 10 hari demi paket data bulanan.

Pihak PBB menyebutkan pengungsi memang diperbolehkan menggunakan internet dan smartphone untuk mendapat informasi krusial hingga berkomunikasi dengan keluarganya.

"Kita hidup di dunia di mana koneksi internet dan smartphone dapat menciptakan garis kehidupan baru bagi pengungsi," ujar Filippo Grandi, Juru Bicara UNHCR seperti dilaporkan CNET, Jumat (16/9/2016). 

UNHCR atau dikenal sebagai UN Refugee Agency adalah organisasi di bawah naungan United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) yang bertujuan untuk melindungi dan memberikan bantuan bagi para pengungsi.

"Konektivitas dapat memperluas peluang pengungsi untuk meningkatkan daya taraf hidup dan mengejar masa depan mereka," tambahnya. 

Adapun, studi ini dibuat sejak Perang Dunia II, di mana 65 juta orang di dunia terpaksa kehilangan tempat tinggal akibat konflik. 

Sebanyak 1,1 juta pengungsi melarikan diri ke Eropa dari negara-negara yang terlibat perang, seperti Suriah, Afganistan, dan Irak. 

(Cas/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya