Liputan6.com, New Jersey - Banyaknya masalah yang menimpa Yahoo akhir-akhir ini sedikit berpengaruh pada keputusan Verizon membeli perusahaan tersebut. Kabar terbaru, perusahaan operator Amerika Serikat itu meminta potongan harga dari nilai akuisisi saat ini.
Mengutip informasi dari laman Business Insider, Jumat (7/10/2016), setelah mempelajari kasus kebocoran data pengguna Yahoo bulan lalu, Verizon meminta potongan harga mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun.
Tak hanya itu, CEO AOL, perusahaan induk Verizon, Tim Armstrong dikabarkan sangat marah mendengar kabar kebocoran data itu. Ia juga disebut sempat berpikir untuk membatalkan kesepakatan yang ada saat ini.
Baca Juga
Dalam laporan itu, juga diungkapkan bahwa Yahoo menolak ide tentang permintaan potongan harga. Pun demikian, Verizon percaya banyak nilai perusahaan yang sempat dipimpin Marissa Mayer itu telah turun.
Sebagai informasi, dalam dua bulan terakhir ini setidaknya dua masalah Yahoo terungkap ke publik. Pertama, konfirmasi Yahoo tentang peretasan 500 juta akun penggunanya.
Kasus ini disebut-sebut sebagai salah satu kejahatan siber terbesar yang pernah ada. Yahoo percaya pihak di balik kejadian itu adalah 'aktor yang disponsori pemerintah'.
Kedua, laporan Reuters menyebut Yahoo telah membuat software khusus untuk memindai email pengguna dan kemudian menyerahkannya ke badan keamanan dan intelijen Amerika Serikat, seperti NSA atau FBI.
(Dam/Why)