Obama Kecam Peredaran Hoax di Facebook

Barack Obama angkat bicara soal peredaran banyak berita palsu (hoax) di jejaring sosial terbesar di dunia, Facebook.

oleh Andina Librianty diperbarui 18 Nov 2016, 18:13 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 18:13 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, angkat bicara soal peredaran banyak berita palsu di jejaring sosial terbesar di dunia, Facebook. Ia menentang keras hal tersebut, serta menyerukan pentingnya keseriusan mengenai fakta-fakta yang ada.

"Kita hidup di era, di mana begitu banyak informasi keliru, yang dikemas dengan begitu baik dan tampak sama, ketika kalian melihatnya di halaman Facebook atau saat menyalakan televisi kalian, dan beberapa di antaranya terlalu berlebihan. Jika segalanya terlihat sama, dan tidak ada perbedaan yang dibuat, kita tidak tahu apa yang akan dilindungi," ujar Obama seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (18/11/2016).

Peredaran berita palsu di Facebook belakangan makin disorot, terutama setelah Pemilihan Presiden AS digelar. Studi yang dilakukan BuzzFeed menunjukkan, menjelang Pemilu, informasi palsu di Facebook lebih banyak muncul, dibandingkan berita asli dari sejumlah perusahaan media populer.

Obama menilai informasi palsu di media sosial bukan masalah sepele. Ia menambahkan, jika semua orang, baik itu konservatif dan liberal, mengambil pandangan absolut dan menyerang lawan mereka, demokrasi akan runtuh.

"Jika kita tidak menyikapi serius mengenai fakta-fakta, serta apa yang benar dan tidak, khususnya di era media sosial, begitu banyak orang mendapatkan informasi tidak utuh dari ponsel mereka. Jika kita tidak bisa membedakan antara argumen serius dan propaganda, sebenarnya kita memiliki masalah serius," jelas Obama.

Di sisi lain Chief Executive Officer (CEO) Facebook, Mark Zuckerberg, membantah anggapan bahwa berita-berita palsu di Facebook memengaruhi Pemilu. "Secara pribadi, saya pikir anggapan bahwa berita palsu di Facebook yang jumlahnya sangat sedikit berhasil mempengaruhi pemilihan, adalah pemikiran yang cukup gila," kata pria yang akrab disapa Zuck itu.

(Din/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya