Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2014 silam, Google menghadirkan Titan Aerospace, sebuah drone bertenaga surya yang mampu menebar koneksi internet gratis ke seluruh penjuru dunia. Saat itu, Google berambisi membantu penduduk dunia terhubung dengan internet serta memecahkan berbagai permasalahan yang ada, dengan internet.
Titan pun kemudian masuk ke dalam divisi X pada 2015. Di divisi ini, Titan bergabung dengan proyek drone lain milik Google, yakni Black Rock dan Project Wing, drone untuk mengirimkan barang.
Sayangnya, Alphabet (perusahaan induk Google) baru-baru ini mengonfirmasi Project Titan telah disetop. Mengutip laporan 9to5Mac, Jumat (13/1/2017), para engineers yang mengembangkan drone ini diminta untuk mencari pekerjaan lain di lingkungan Alphabet mulai beberapa bulan mendatang. Jumlah karyawan yang terlibat dalam pengembangan drone ini sekitar 50 orang.
Advertisement
Baca Juga
Menurut informasi, sebagian dari mantan engineers yang bekerja di proyek drone Titan ini telah dialihkan ke Project
Loon, proyek Alphabet lainnya yang bertujuan sama dengan Titan, yakni mendistribusikan internet melalui balon udara.
"Tim Titan dibawa masuk ke divisi X pada awal 2016. Kami kemudian bereksplorasi pada ketinggian untuk menghadirkan akses internet. Namun jika dibandingkan baik dari segi kelaikan teknis dan ekonomis, Project Loon jauh lebih menjanjikan, terutama untuk menjangkau wilayah pedesaan terpencil," kata juru bicara Divisi X.
Lebih lanjut, disebutkan pula bahwa keahlian para pekerja di Project Titan kini dipindahkan ke Project Loon dan Project Wing.
Sebelumnya, dalam penerbangannya pada 2015, tim Titan mengalami kecelakaan di gurun Arizona. Baru pada 2016 diketahui penyebab kecelakaan itu adalah kesalahan pada bagian sayap. Selanjutnya akhir tahun lalu, laporan Skybender dari Spaceport America di New Mexico menyebut Google bermaksud menggunakan drone Titan untuk menyebarkan internet berjaringan 5G. Sayangnya, rencana ini juga mengalami masalah signifikan.
Meski menghentikan Project Titan, Google masih ambisius dengan rencananya menghadirkan internet dari langit. Terbukti, tahun 2015, perusahaan teknologi asal AS ini berinvestasi pada SpaceX untuk menghadirkan internet murah di seluruh dunia.
(Tin/Why)