Polisi Jepang Kini Bisa Prediksi Aksi Kejahatan

Kepolisian Prefektur Kyoto memanfaatkan sistem bernama Predictive Crime Defense untuk memprediksi aksi kejahatan dapat terjadi

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 24 Mar 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2017, 19:00 WIB
20160117-Keren, Elite Polisi Jepang Latihan Anti Teror Menggunakan Drone-Tokyo
Seorang polisi menyiapkan drone yang dilengkapi jaring saat latihan penanggulangan anti terorisme di Tokyo, Jepang, Minggu (17/1). Latihan yang diikuti 400 petugas kepolisian dan keamanan ini untuk persiapan acara Tokyo maraton. (AFP/Toshifum Kitamura)

Liputan6.com, Kyoto - Kepolisian Prefektur Kyoto, Jepang dilaporkan telah menggunakan piranti teranyar untuk memprediksi aksi kejahatan. Sistem bernama Predictive Crime Defense System (Yosokugata Hanzai Bogyo System) ini merupakan software yang dapat memperkirakan lokasi dan waktu sebuah aksi kejahatan akan dilakukan.

Dikutip dari Next Shark, Jumat (24/3/2017), petugas kepolisian hanya perlu memasukkan data berupa waktu dan wilayah yang sudah ditandai oleh pihak kepolisian dengan warna berbeda. Warna yang lebih gelap menandakan wilayah tersebut memiliki risiko kejahatan tertinggi.

Cara kerja sistem ini sebenarnya memanfaatkan perhitungan berdasarkan riwayat aksi kejahatan di tiap daerah, lalu mencarinya dengan tren kejahatan berdasarkan data terkini.

Dengan laporan ini, petugas kepolisian data mengatur waktu patrolinya, termasuk memonitor secara khusus wilayah-wilayah mana yang memiliki risiko kejahatan tertinggi.

Sistem baru ini diadopsi kepolisian Prefektur Kyoto sejak awal tahun dan mulai dimanfaatkan oleh petugas lapangan. Petugas dengan mobil patrol juga dapat memonitor wilayah dengan kemungkinan tindakan asusila tertinggi dapat terjadi. Aksi pencurian juga diharapkan dapat dikurangi di wilayah-wilayah yang dianggap paling berpotensi.

Sistem semacam ini bukan kali pertama digunakan oleh kepolisian. Sebelumnya, kepolisian di Santa Cruz sudah menerapkan sistem tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Program ini ternyata berhasil mengurangi aksi kejahatan hingga 20 persen.

Rencananya, sistem ini akan diterapkan secara nasional dalam beberapa bulan mendatang. Kendati demikian, kepolisian negeri Matahari terbit itu tak terlalu mengandalkan sistem tersebut. Petugas polisi tetap diinstruksikan untuk melakukan tindakan sesuai dengan kebijaksaan dan situasi di lapangan.

(Dam/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya