Liputan6.com, Jakarta - Penumpang bisa merasakan sensasi naik kereta super cepat Hyperloop pada awal 2020. Kabarnya, Uni Emirat Arab bakal jadi negara pertama yang mengoperasikan Hyperloop. Demikian diungkapkan bos pembesut Hyperloop.
Seperti dikutip dari CNBC, Kamis (4/5/2017), CEO Hyperloop Transportation Technologies (HTT) Dirk Ahlborn mengatakan perusahaan mulai memproduksi kapsul Hyperloop pertama mereka tiga minggu lalu.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ahlborn, produksi kapsul Hyperloop setidaknya memakan waktu satu tahun. Setelah itu, Hyperloop akan dibawa ke pusat litbang perusahaan di Toulouse untuk integrasi dan optimalisasi, lalu jalur komersial pertamanya. Rencananya, konstruksi jalur Hyperloop dimulai akhir tahun ini.
"Kami akan mengumumkan salah satu rute komersial Hyperloop, kemungkinan tiga atau enam bulan lagi," kata Ahlborn.
Sebuah kapsul Hyperloop bakal beroperasi di dalam saluran tabung raksasa dengan kecepatan 750mph. Tabung Hyperloop dengan saluran tabung tersebut dihubungkan dengan magnet. Ahlborn memandang pengoperasian Hyperloop sebagai solusi untuk perjalanan jarak jauh dan sarana mengatasi kemacetan.
HTT diketahui mempunyai rencana mengembangkan jalur Hyperloop di Quay Valley California. Saat ini perusahaan sedang melakukan studi lingkungan. Meski sudah punya rencana mengembangkan jalur Hyperloop di Quay Valley, Ahlborn mengatakan, jalur pertama yang dibangun bukanlah di Amerika Serikat.
"Ini adalah proyek komersial yang baru akan masuk akal saat dilaksanakan. Hingga konstruksi jalur Hyperloop dimulai, tidak memungkinkan bagi kami untuk mulai beroperasi di sebuah kota," kata Ahlborn.
Studi di Indonesia
Menurutnya, pemerintah yang akan mengeluarkan dana untuk melaksanakan konstruksi Hyperloop. Maka itu, Uni Emirat Arab dianggap cukup potensial sebagai negara pertama yang akan mengoperasikan Hyperloop.
"(Departemen Perkotaan dan Transportasi Uni Emirat Arab) ingin melihat Hyperloop beroperasi di negaranya," kata Ahlborn.
Lakukan Studi di Indonesia
Selain Quay Valley, perusahaan juga dilaporkan telah mengeksplorasi kelaikan pembangunan di negara-negara lain, termasuk di Indonesia hingga Republik Ceko. Menurut Ahlborn, perusahaan juga melihat kesempatan pembangunan jalur Hyperloop di India dan Tiongkok.
Ahlborn mengemukakan, negara-negara seperti India dan Indonesia dianggap sebagai pasar strategis bagi transportasi massal Hyperloop. Hal ini karena banyaknya penduduk dan pertumbuhan ekonominya. HTT, kata Ahlborn, dapat menawarkan lisensi teknologinya kepada pemerintah kedua negara tersebut.
HTT menyadari harga tiket Hyperloop di kedua negara itu tak bisa terlalu mahal. Jika harga terlalu mahal, konsumen tak bisa menjangkau transportasi massal ini. Namun, tak bisa dimungkiri, untuk membangun infrastruktur Hyperloop pasti akan memakan biaya yang sangat tinggi.
(Tin/Cas)
Advertisement