2,5 Miliar Warga Dunia Terhubung 4G pada Akhir 2017

Menurut laporan Ovum, Asia Tengah dan Asia Tenggara menjadi kawasan dengan pertumbuhan 4G tercepat di dunia pada kuartal pertama 2017.

oleh Corry Anestia diperbarui 16 Jun 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2017, 17:30 WIB
4G
Ilustrasi layanan 2G, 3G, hingga 4G,

Liputan6.com, Jakarta - Adopsi layanan 4G mulai menunjukkan pertumbuhan luar biasa di dunia. Teknologi generasi keempat ini berjaya berkat layanan internet dan video mobile berkecepatan tinggi.

Menurut laporan riset yang diterbitkan Ovum untuk asosiasi industri 5G Amerika, penetrasi layanan 4G telah mencapai 28 persen pada kuartal pertama tahun ini, atau naik 11 persen dibanding kuartal pertama 2016.

Pada periode tersebut, dari total 7,7 miliar pengguna seluler di dunia, sebanyak 2,16 miliar merupakan pengguna 4G. Ada kenaikan 40 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang artinya terdapat 863 juta pengguna baru 4G. 

"Akhir 2017 adopsi layanan 4G diprediksi mencapai 2,5 miliar pengguna. Jumlah ini akan meningkat menjadi 3 miliar pengguna pada 2018, dan meroket ke 4,2 miliar pengguna pada 2020," demikian paparan laporan tersebut, seperti dikutip dari Nasdaq, Jumat (16/6/2017).

Ovum juga mengestimasi layanan 4G dipakai 4,7 miliar perangkat, sudah termasuk perangkat machine-to-machine (M2M), pada 2021, dengan pangsa pasar mencapai 53 persen.

Adapun di Amerika Utara, layanan 4G telah mencapai penetrasi tertinggi, yakni 85 persen dengan 308,5 juta koneksi 4G. Penetrasinya diprediksi melampaui 100 persen pada 2018, dan koneksi 4G akan mencapai 452 juta pada akhir 2021 di kawasan tersebut.

Tak hanya itu, koneksi 5G diperkirakan mencapai 11 juta di Amerika Utara, dengan 44 persen dari total pangsa pasar 5G di dunia. Untuk kawasan Eropa Barat, penetrasi 4G sudah menembus 37 persen, sedangkan di Oseania, Asia Tenggara, dan Asia Timur mencapai 67 persen.

"Secara perbandingan, Asia Tengah dan Asia Tenggara menjadi kawasan dengan pertumbuhan 4G tercepat di dunia pada kuartal pertama 2017, yakni sebesar 1.804 persen. Di Afrika, Eropa Utara, dan Timur Tengah, peningkatannya di atas 100 persen pada setahun terakhir," ungkapnya.

(Cas/Why)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya