Begini Cara Facebook Perangi Konten Terorisme

Facebook menghadirkan cara untuk menghapus konten terorisme di platformnya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 17 Jun 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2017, 14:00 WIB
20 Orang Ini Pertama Kali Punya Facebook
Facebook (ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta - Jejaring sosial Facebook baru-baru ini menawarkan upaya untuk menghapus konten terorisme di platform-nya.

Hal ini dilakukan Facebook setelah mendapat desakan dari negara-negara Eropa terkait penggunaan Facebook untuk tujuan propaganda dan perekrutan oleh kelompok militan.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu (17/6/2017), Facebook tengah menggenjot penggunaan teknologi kecerdasan buatan untuk pencocokan gambar dengan tujuan membuat proses identifikasi dan penghapusan konten lebih cepat. Demikian dijelaskan oleh Director of Global Policy Management Monika Bikert dalam unggahan blog Facebook.

Facebook memakai kecerdasan buatan untuk pencocokan gambar yang memungkinkan perusahaan melihat apakah foto atau video yang diunggah memiliki kesamaan dengan unggahan foto atau video kelompok yang dianggap teroris.

Tahun lalu, layanan YouTube, Facebook, Twitter, dan Microsoft telah membuat database digital yang otomatis bisa mengenali video dan foto dari kelompok militan. Database tersebut memungkinkan layanan media sosial itu untuk mengidentifikasi konten yang sama pada platform mereka.

Kini, Facebook juga menganalisis teks yang telah dihapus karena diduga mendukung kegiatan organisasi militan dengan upaya mengembangkan sinyal berbasis teks untuk tujuan propaganda.

"Setengah dari akun yang kami hapus (karena berkaitan dengan terorisme) adalah akun yang kami temukan sendiri. Hal ini kami umumkan agar pengguna mengetahui komitmen kami untuk membuat Facebook tidak ramah terhadap kegiatan terorisme," kata Bickert.

Ia menambahkan, "Kami mengumumkan ini karena melihat bahwa teknologi merupakan bagian penting untuk menemukan konten-konten (berisi terorisme) ini," ujar Bickert.

Alih-alih menyambut upaya Facebook dengan baik, pernyataan tersebut malah disambut dengan sikap skeptis. Mereka yang kontra mengatakan kalau pergerakan teknologi Facebook begitu lambat. Mereka malah menyebut Facebook sengaja membuka rencananya hanya untuk memenuhi desakan negara-negara Eropa.

Sementara itu, otoritas Inggris menyambut baik upaya Facebook. Namun, dikatakan kalau perusahaan teknologi harus melakukan upaya lebih untuk memerangi terorisme.

"Misalnya saja penggunaan solusi teknis sehingga konten berisi terorisme dapat diidentifikasi dan dihapus sebelum disebarluaskan," kata juru bicara otoritas Inggris. 

(Tin/Ysl)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya