Layu Sebelum Berkembang, Alfacart Tutup Layanan Marketplace

Tidak diungkap alasan mengapa Alfacart menutup layanan marketplace-nya.

oleh Jeko I. R. diperbarui 22 Jun 2017, 13:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 13:00 WIB
Alfacart
(ki-ka): Chief Commercial Officer Alfacart.com, Ernest Tjahjana. CEO Alfacart.com, Catherine Hindra dan CMO serta COO Alfacart.com Haryo Suryo Putro. (Liputan6.com/ Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Alfacart, e-Commerce yang sebelumnya bernama Alfa Online, mengumumkan tak akan lagi bermain di jalur marketplace. Sebagai gantinya, mereka akan berfokus pada layanan produk kebutuhan sehari-hari (groceries) yang dijual di Alfamart.

Namun, menurut informasi yang disampaikan CEO Alfacart  Catherine Hindra kepada Tech in Asia, Kamis (22/6/2017), belum ada titik perubahan yang akan diputuskan terkait pergantian posisi dewan direksi. Sementara, sumber lain menyebutkan sekitar 50 persen karyawan Alfacart malah akan di-layoff.

Sekadar informasi, Alfacart mengemban misi untuk menjadi marketplace dengan jaringan luas yang mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Salah satu strateginya adalah dengan memanfaatkan lebih dari 10.000 toko fisik Alfamart.

COO Alfacart Haryo Suryo Putro sempat mengatakan, masyarakat yang berada di pelosok Indonesia masih memiliki kendala dengan masalah ekspedisi barang atau juga mekanisme pembayaran lewat transaksi perbankan.

“O2O menjadi alternatif terbaik yang ditawarkan kepada masyarakat agar mereka yang belum memiliki akun perbankan, tabungan maupun kartu kredit tetap bisa menikmati manfaat berbelanja online di Alfacart,” kata Haryo.

Sebelumnya, pada tiga bulan lalu, Alfacart justru tengah menyiapkan konsep baru "Alfacart 2.0" di mana akan menggandeng warung, toko tradisional, dan retail offline lainnya dalam jaringan O2O (online-to-offline).

Konsep ini dirasa bisa menjawab masalah yang dialami e-Commerce di Indonesia, yakni unbankable people (masyarakat yang belum memiliki rekening tabungan) dan mahalnya biaya logistik karena Indonesia merupakan negara kepulauan. 

Ditambahkan Haryo, versi baru Alfacart itu punya beberapa tujuan, yakni membantu membesarkan UKM Indonesia, serta bekerja sama dengan brand besar, seperti Samsung, Unilever, Danone, dan lain-lain guna membangun ekosistem e-Commerce Indonesia.

Alfacart sebelumnya juga sudah mengintegrasikan layanan tersebut pada 7.000 toko dari total 11.750 toko fisik yang ada di Indonesia. Sementara, 600 di antaranya berlokasi di Jakarta. Jumlah tersebut seharusnya bisa bertambah jika Alfacart meneruskan layanan marketplace-nya.

(Jek/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya