5 Fakta Asgardia, Negara Luar Angkasa yang Diincar Ribuan WNI

Berikut lima (5) fakta seputar negara luar angkasa Asgardia yang mungkin saja belum kamu ketahui. Apa saja?

oleh Jeko I. R. diperbarui 28 Jul 2017, 20:25 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2017, 20:25 WIB
Asgardia
Ilustrasi Asgardia di Luar Angkasa. (Foto: Business Insider)

Liputan6.com, Jakarta - Tinggal di luar angkasa bukan lagi jadi mimpi belaka. Angan-angan ini akan diwujudkan oleh seorang ilmuwan asal Rusia, Igor Ashurbeyli. Ilmuwan tersebut menciptakan sebuah konsep tempat tinggal di luar angkasa. Tak tanggung-tanggung, ia akan membuat sebuah negara dengan nama Asgardia.

Sekilas konsep tersebut memang terdengar tak realistis. Namun, Ashurbeyli membuktikan bahwa dirinya tak main-main. Pihaknya bahkan sudah membuka pendaftaran untuk calon penduduk negara Asgardia. Mereka nanti akan memiliki status dwi-kewarganegaraan.


Hingga berita ini naik, pendaftaran Asgardian--julukan calon penduduk Asgardia--sudah mencapai lebih dari 280.000 jiwa. Uniknya, Warga Negara Indonesia (WNI) memegang porsi besar dalam pendaftaran. Sejauh ini, total WNI yang mendaftar sebagai Asgardian mencapai lebih dari 11.000 jiwa.

Ashurbeyli juga mengajak rekanan astronomnya yang sudah berpuluh-puluh tahun bekerja di Badan Antariksa untuk menggagas negara tersebut.

Salah satunya adalah Lena de Winne, pimpinan manajemen Asgardia yang bekerja selama 15 tahun di Badan Antariksa Eropa (ESA, European Space Agency). Ia mengaku terkejut dan senang karena banyak yang mendaftar menjadi komunitas negara ini.

“Responsnya sangat banyak, warga di sejumlah negara begitu antusias untuk menjadi bagian dari Asgardia,” kata De Winne.

Untuk lebih tahu seperti apa itu Asgardia dan latar belakangnya, berikut Tekno Liputan6.com rangkum lima (5) fakta terkait Asgardia yang perlu kamu ketahui.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

1. Asgardia Akan Menjadi Negara Demokrasi

Ashurbeyli menyebut Asgardia akan menjadi negara yang mengusung demokrasi. Layaknya negara-negara di Bumi, Asgardia juga akan membentuk pemerintahan demokrasi berdasarkan hukum.

Warga negara Asgardia pun nanti diminta untuk turut andil memberikan suara demi sistem perumusan dasar konstitusi negara tersebut.

Tujuan dibangunnya Asgardia didasari tiga asas utama dari aspek ilmu alam dan teknologi. Pertama, Asgardia didirikan untuk menjamin kehidupan antariksa secara damai. Kedua, Asgardia hadir untuk melindungi Bumi dari ancaman objek luar angkasa, seperti komet, badai matahari, dan masih banyak lagi.

Selain itu, Asgardia juga akan menciptakan ilmu pengetahuan luar angkasa ke negara-negara berkembang yang belum memiliki akses.

Sekadar informasi, 40 jam setelah diumumkan, ada lebih dari 100.000 orang yang sudah berbondong-bondong mendaftar menjadi Asgardian. Syaratnya adalah warga yang berusia 18 tahun dan harus punya email.

Siapa pun bisa mendaftar menjadi calon Asgardian, tak peduli apa kebangsaaannya, suku, gender, ras, agama, serta kondisi keuangan. Cuma, “Pemerintah” Asgardia tidak menerima calon Asgardian hewan dan robot.

2. Satelit Asgardia Pertama Meluncur Tahun Ini

Walau belum diresmikan sebagai negara, Ashurbeyli mengklaim bahwa satelit pertama Asgardia akan segera diluncurkan pada tahun ini. Satelit akan dikirim melalui wahana luar angkasa NASA yang nantinya bakal dilepas ke laboratorium miliknya.

De Winne mengungkap, foto-foto dan data dari pendaftar Asgardia sudah disimpan di dalam satelit tersebut. Cuma, ia tak mau menyebut tanggal pasti peluncuran dari satelit Asgardia ini.

3. Diminati WNI

Hingga berita ini naik, ada lebih dari 280.000 pendaftar yang berminat untuk tinggal di Asgardia. Adapun pendaftar berasal dari 217 negara dengan mayoritas usia 18-35 tahun.

Sementara di Indonesia sudah mencapai 11.000 pendaftar. Lebih lanjut, sebanyak 84 persen warga Indonesia yang mendaftarkan diri sebagai Asgardian adalah laki-laki dan 16 persennya adalah wanita.

Dari peta yang ada di laman web-nya, tampak persebaran pendaftar di Indonesia tersebar di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Denpasar, Yogyakarta, Bekasi, Banjarmasin, Makassar, Gorontalo, dan kota-kota lain di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Mengacu dari laman web tersebut, ada 855 orang dari Jakarta yang mendaftarkan diri untuk menjadi Asgardian. Disusul Bandung dengan 343 orang, Surabaya sebanyak 248 orang, Tangerang sebanyak 240 orang, dan Bekasi ada 231 orang.

Indonesia sendiri sekarang menempati posisi ke-7 negara dengan pendaftar paling banyak. Selain Indonesia, pendaftar terbanyak berasal dari Turki, disusul Tiongkok, Amerika Serikat, Brasil, dan Inggris.

4. Negara Akan Bertempat di Wahana Raksasa

Seperti dijelaskan Ashurbeyli, Asgardia akan bertempat di sebuah wahana antariksa. Ia menggambarkan seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS, International Space Station), dengan ukuran yang lebih megah layaknya pesawat luar angkasa di film-film fiksi ilmiah.

Ia akan mengambil konsep desain futuristik yang dirancang oleh ahli-ahli antariksa dari Kanada, Rumania, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).

Wahana bisa menampung setidaknya 150 ribu jiwa, dan dirancang oleh ahli-ahli antariksa dari Kanada, Rumania, Rusia, dan Amerika Serikat (AS). Namun, ke depannya Ashurbeyli ingin menambah ruang wahana Asgardia agar bisa menampung hingga 1,5 juta jiwa. 

Ashurbeyli mengatakan, Asgardia diambil dari wilayah hunian para dewa Nors, yakni Asgard. Nama ini juga hadir sebagai kota fiktif yang ada di film Thor.

5. Diragukan Konsepnya

Asgardia memang masih sebuah konsep. Pada kenyataannya, masih butuh jalan panjang agar Asgardia akhirnya bisa berdaulat di Tata Surya dan diakui negara-negara lain. Ke depannya, Ashurbeyli akan membawa proposal Asgardia untuk didaftarkan menjadi sebuah negara ke Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Perkumpulan astronom dari sejumlah Badan Antariksa negara-negara besar berpendapat bahwa gagasan Asgardia untuk melindungi dan melestarikan kemanusiaan memang baik.

Namun, langkah tersebut tidaklah dapat menanggulangi masalah global seperti kelebihan populasi manusia di Bumi.

"Bagaimanapun, desain dan solusi teknologi yang mereka tawarkan setidaknya bisa menjadi inspirasi bagi pemerintah dan sejumlah perusahaan besar," tulis pernyataan para astronom ini sebagaimana dikutip The Market Mogul.

Selain itu, ambisi Asgardia untuk mewujudkan koloni manusia di luar angkasa juga dinilai terlalu gegabah. Pasalnya, teknologi daya untuk mendukung kehidupan luar angkasa dengan jumlah jiwa yang banyak, belum ada. Apalagi untuk Asgardia yang seakan mengajak warga dunia untuk tinggal permanen di luar angkasa.

Tak cuma soal teknologi, mereka juga membahas kendala pembangunan Asgardia dari sisi legalitas. Sejauh ini, belum ada aturan untuk membangun entitas sebuah negara di luar Bumi.

(Jek/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya