Adopsi Teknologi Informasi Komunikasi Jadi PR Terbesar Koperasi

Walaupun penetrasi internet sudah semakin masif, hingga saat ini adopsi TIK oleh koperasi masih sangat rendah.

oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diperbarui 14 Agu 2017, 15:30 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2017, 15:30 WIB
Ilustrasi Ahli IT
Ilustrasi teknologi informasi (Foto: valueautomation.com)

Liputan6.com, Bandung - Penguasaan teknologi informasi komunikasi (TIK) masih menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi koperasi Indonesia pada usianya yang ke-70. Walaupun penetrasi internet sudah semakin masif, hingga saat ini adopsi TIK oleh koperasi masih sangat rendah.

Demikian diungkapkan Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Barat, Mustopa Djamaludin di Bandung, baru-baru ini. Ia memperkirakan, saat ini baru 11-12 persen koperasi di Jawa Barat yang mengadopsi TIK.

"Jumlahnya masih sangat kecil. Akan tetapi, kalau dibandingkan dengan kondisi pada akhir 2015, sudah meningkat signifikan," tuturnya.

Mustopa mengatakan, pada 2015 baru sekitar 2 persen koperasi di Jabar yang mengadopsi TIK. Artinya, dalam dua tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah koperasi yang mengadopsi hingga mencapai enam kali lipat.

"Kami akan terus mendorong koperasi mengadopsi TIK, baik untuk pelayanan kepada anggota maupun pengelolaan koperasi," kata Mustopa menambahkan.

Adopsi TI, lanjut Mustopa, akan sangat menunjang peningkatan kinerja dan pelayanan koperasi secara signifikan. Apalagi, saat ini penetrasi gaya hidup digital di tengah masyarakat sudah semakin luas

Salah satu upaya yang dilakukan Dekopinwil untuk menggenjot adopsi TIK oleh koperasi, menurut dia, adalah melalui transfer knowledge melalui sejumlah pelatihan. Namun diakui, hasilnya tidak bisa diperoleh secara instan.

"Diperlukan proses. Apalagi, banyak sumber daya manusia (SDM) koperasi yang usianya sudah sepuh dan belum pernah bersentuhan dengan TIK sebelumnya," ungkapnya.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar, Dudi Sudradjat Abdurachim juga mengakui, penggunaan TIK di tengah koperasi Jabar masih sangat rendah. Dia berjanji akan terus menggenjot penetrasi TIK bagi koperasi Jabar.

"Semua badan usaha, baik perusahaan dari skala kecil sampai besar maupun koperasi, akan ambruk jika tidak diimbangi dengan kualitas pelayanan prima. TIK adalah jembatan bagi koperasi untuk mendongkrak kualitas pelayanan," katanya.

TIK juga menjadi sarana efektif untuk regenerasi SDM koperasi, guna menjangkau generasi muda. Seperti diketahui, saat ini penetrasi koperasi pada kelompok usia muda masih terbatas.

Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), pada 2016, lebih dari separuh penduduk Indonesia sudah terhubung dengan internet. Data tersebut mengungkapkan, penetrasi internet di Indonesia sudah menyentuh 132,7 juta dari total 256,2 juta penduduk Indonesia (51,8 persen populasi).

Penetrasi intenet di Indonesia pada periode 2014-2016 naik signifikan, mencapai 50,8 persen. Data APJII menyebutkan, pada 2014 penetrasi internet di Indonesia baru mencapai 88 juta penduduk.

(Msu/Isk)

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya