Liputan6.com, Jakarta - Setelah 13 tahun ada di luar angkasa, pesawat Cassini akhirnya terjun ke Planet Saturnus. 'Kematian' pesawat luar angkasa milik NASA tersebut pun menandakan akhir dari misi eksplorasi Saturnus.
Setelahnya, apa yang akan dilakukan Badan Antariksa Amerika Serikat ini? Disampaikan Linda Spilker, Project Scientist Lead NASA Jet Propulsion Laboratory, pihalnya untuk saat ini memang belum punya rencana untuk kembali ke Saturnus.
Dengan begitu, seluruh data yang dikirim Cassini terkait Saturnus akan dipelajari lebih lanjut oleh astronot untuk saat ini.
Advertisement
Selain Saturnus, NASA diketahui juga sedang sibuk mengamati Mars di sepanjang 2017. Tak cuma dua planet tersebut, NASA sendiri tengah menyiapkan dua misi terbaru yang akan dilaksanakan pada 2018. Demikian yang dikutip dari laman The Guardian, Minggu (17/9/2017).
Baca Juga
Dua misi utama antara lain adalah penelitian lanjutan Planet Venus dan juga asteroid. Mereka sebetulnya sudah menjabarkan detail misi ini lewat gelaran Discovery Program Mission yang sudah diadakan pada awal 2017.
Pada tahun lalu, NASA memiliki beberapa misi sebelum akhirnya memilah dan memilihnya menjadi misi utama tahunan.
Setiap misi yang direncanakan diberi dana sebanyak US$ 3 juta (sekitar Rp 40 miliar), para ilmuwan harus merancang jenis penelitian dan analisisnya terkait misi yang akan dilakukan.
Setelah diseleksi, misi utama yang sudah ditetapkan akan mendapat pendanaan US$ 500 juta (sekitar Rp 6,6 triliun). Pendanaan tersebut meliputi biaya operasional seperti persiapan peluncuran wahana antariksa.
"Misi yang kami pilih memiliki peran dan potensi penting untuk mengungkap lebih banyak soal formasi Tata Surya kita dan bagaimana prosesnya yang begitu dinamis," kata John Grunsfeld, astronot dan Associate Administrator Science Mission Directorate NASA.
"Kami berharap misi Venus dan asteroid baru pada 2017 menjanjikan sesuatu menakjubkan. Semoga misi ini bisa menyingkap misteri Tata Surya kita dan dapat menginspirasi generasi masa depan," ujar ia melanjutkan.
Misi tahunan NASA yang merupakan rangkaian Discovery Program Mission pertama kali dicetuskan pada 1992 silam.
Misi tersebut diinisiasi oleh divisi Planetary Science NASA. Tujuannya memperbanyak misi bersifat 'minor' untuk mengeksplorasi bagian antariksa tak tersentuh karena fokus utama NASA selama ini hanya Pluto dan Mars.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: