Mengenal Bagong Kussudiarja, Tokoh di Google Doodle Hari Ini

Mengenal seniman serba bisa Bagong Kussudiardja yang menjadi tokoh dalam Google Doodle hari ini.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 09 Okt 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2017, 08:30 WIB
Google doodle
Bagong Kussudiardja dalam Google Doodle (Sumber: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Google doodle hari ini menampilkan seorang pria yang duduk di depan lukisan tarian penuh warna. Pria tersebut tampak santai berkaus. Di lehernya terkalung handuk putih. Dia juga terlihat memegang kuas dan mengenakan kacamata besar dengan rambut dan jenggot memutih.

Google memberi keterangan, pria tersebut bernama Bagong Kussudiardja. Siapa dia?

Rupanya, Bagong Kussudiardja adalah seorang seniman asal Indonesia. Dia dikenal karena keahliannya sebagai koreografer, pelukis, pematung, dan penyair. Bagong lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928, sehingga hari ini merupakan ulang tahunnya yang ke-89.

Kemampuannya sebagai seniman kondang diwariskan dari sang ayah yang merupakan pelukis wayang dan penulis aksara Jawa. Kendati demikian, Bagong tak serta-merta menjadi seniman. Dia menghabiskan masa mudanya untuk mempelajari seni, musik, dan tarian-tarian Jawa.

Mengutip keterangan di laman Google Doodle, Senin (9/10/2017), setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Bagong memperluas pembelajarannya mengenai seni tari. Dia pun belajar tarian Jepang dan India. Kemudian di tahun 1957-1958, Bagong belajar koreografi di Amerika Serikat, di bawah bimbingan koreografer lengendaris Martha Graham.

Setelah itu, Bagong kembali ke kampung halamannya di Yogyakarta dan memadukan gerakan modern yang dipelajari dengan tarian tradisional Indonesia. Pada tahun yang sama, Bagong juga mendirikan Pusat Latihan Tari, diikuti pendirian Padepokan Senin Bagong Kussudiardja pada 1978.

Selama hidupnya, Bagong telah membuat koreografi lebih dari 200 tarian dengan gaya kreatif dan rumit. Namun, keahlian Bagong bukan hanya bidang koreografi, melainkan juga lukisan. Kemampuannya melukis bergaya impresionistik, abstrak, dan realistis dengan cat minyak dan cat air pun mendapatkan pujian.

Karena kemampuannya di bidang seni, Bagong menerima banyak penghargaan, di antaranya adalah Hadiah Seni Pemerintah RI dan penghargaan Sri Paus Paulus VI, bahkan lukisan abstraknya dipamerkan di Dhaka, Ibu Kota Bangladesh. 

Bagong meninggal dunia pada usia 75 tahun, tepatnya 15 Juni 2004. Dia tercatat menikah dua kali dan memiliki beberapa anak, di antaranya adalah aktor teater sekaligus pelawak Butet Kertaradjasa dan aktor, sutradara, sekaligus musikus Djaduk Ferianto.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya